Page 166 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 166

164  |  Membela Kedua Orang Tua Rasulullah








                       Hadits Tentang Dihidupkan Kembali
               Kedua Orang Tua Rasulullah Bukan Hadits Maudlu’

                    Huffazh  al-hadits  berbeda  pendapat  dalam  menilai  hadits
            tentang dihidupkannya kembali kedua orang tua Rasulullah (ihya’ al-
            abawain),  ada  sebagian mereka menilainya  sebagai hadits  maudlu’
            (palsu),  yaitu;  ad-Daraquthni,  al-Juzaqani,  Ibnu  Nashir,  Ibnul  Jawzi,
            dan Ibnu Dihyah. Lalu ada pula yang menilainya hanya sebagai hadits
            dla’if  saja,  bukan  hadits  maudlu’,  yaitu;  Ibnu  Syahin,  al-Khathib  al-
            Baghdadi, Ibnu Asakir, as-Suhaili, al-Qurthubi, al-Muhibb ath-Thabari,
            dan Ibnu Sayyidinnas. Yang harus menjadi catatan penting kita dalam
            hal ini adalah bahwa walaupun ada sebagian Huffazh al-hadits yang
            menilai  hadits  ini  maudlu’,  namun  demikian  mereka  semua  tetap
            berkesimpulan  bahwa  kedua  orang  tua  Rasulullah  selamat.
            Sementara  itu,  al-Hafizh  as-Suyuthi  mengatakan  bahwa  pendapat
            yang  benar  (dan  yang  lebih  lurus  serta  moderat)  terkait  derajat
            hadits ini adalah hanya dla’if saja, beliau berkata: “Aku telah meneliti
            hadits  ihya’  al-abawain  ini  dari  berbagai  pangkalnya,  dan  kami
            mendapati  bahwa  klaim  cacat  yang  dituduhkan  kelompok  pertama
            terhadap hadits ini semua itu tidak memberikan pengaruh, karena itu
            kami  menguatkan  pendapat  kelompok  ke  dua  [bahwa  hadits  ini
            hanya dla’if saja]”  260 .
                    Berikut ini adalah kajian as-Suyuthi terhadap hadits tersebut.
            (a). Kritik as-Suyuthi Terhadap Penilaian Ibnul Jawzi
                    Al-Hafizh Abu Hafsh Ibnu Syahin (w 385 H) dalam kitabnya
            berjudul   an-Nasikh   Wa    al-Mansukh   menuliskan:   “Telah


                  260  Lihat kesimpulan as-Suyuthi ini dalam at-Ta’zhim wa al-Minnah, h. 26
   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171