Page 163 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 163
Membela Kedua Orang Tua Rasulullah | 161
hadits maudlu’ cukup banyak, dan aku (Ibn Hajar) telah menulis karya
257
khusus dalam mengkritisi penilaian Ibnul Jawzi tersebut” .
Kebanyakan huffazh al-hadits yang datang setelah Ibnul
Jawzi melakukan kritik terhadap kitab al-Maudlu’at karya Ibnul Jawzi
ini. Ibnu Hajar sendiri menuliskan beberapa karya untuk itu, di
antaranya; al-Qaul al-Musaddad Fi ad-Dzabb ‘An Musnad Ahmad
(maknanya; Perkataan yang lurus dalam membela Musnad Ahmad
ibn Hanbal), berisi pembelaan terhadap dua puluh empat hadits
riwayat Imam Ahmad dalam Musnad-nya yang telah dinilai oleh Ibnul
Jawzi dalam kitab al-Maudlu’at sebagai hadits-hadits palsu. Ibnu
Hajar telah benar-benar membela hadits-hadits tersebut,
berkesimpulan bahwa itu semua bukan hadit-hadits palsu (maudlu’).
Dalam permulaan al-Qaul al-Musaddad, Ibnu Hajar
menuliskan:
“Pertama-tama kita katakan bahwa hadits-hadits tersebut
tidak ada satupun darinya yang merupakan hadits-hadits tentang
hukum yang terkait dengan masalah halal dan haram. Karena itu,
memberikan toleransi besar dalam menilai kualitasnya adalah
perkara yang biasa dilakukan oleh para ahli hadits. Karenanya ada
ungkapan dari imam Ahmad dan para imam hadits lainnya, --di mana
ungkapan ini sahih adanya--, bahwa mereka berkata: “Apa bila kami
meriwayatkan hadits-hadits yang terkait dengan halal dan haram
maka kami menilainya dengan sangat keras (tanpa
toleransi/tasyaddud), dan bila kami meriwayatkan hadits-hadits yang
terkait dengan keutamaan-keutamaan amalan (fadla-il) atau
semacamnya maka kami menilainya dengan longgar
(toleransi/tasahul)” .
258
Al-Hafizh as-Suyuthi dalam as-Subul al-Jaliyyah menuliskan:
“Syaikhul Islam Abul Fadl Ibnu Hajar telah menulis kitab
berjudul al-Qaul al-Musaddad Fi adz-Dzabb ‘An Musnad Ahmad. Di
257 An-Nukat ‘Ala Ibnus-Shalah, Ibnu Hajar al-‘Asqalani, j. 1, h. 848-849
258 Al-Qaul al-Musaddad, Ibnu Hajar al-‘Asqalani, h. 11. Sebenarnya penilaian
semacam ini telah diungkapkan oleh banyak ulama Salaf, dan ungkapan ini persis
seperti pernyataan Imam Ahmad ibn Hanbal, sebagaimana dikutip oleh al-Khathib al-
Baghdadi dalam kitab al-Kifayah Fi ‘ilm ar-Riwayah. Lihat kitab, h. 134

