Page 209 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 209

Membela Kedua Orang Tua Rasulullah  |  207
            yang selamat, mereka dihukumi sebagai orang-orang yang beriman,
            mereka tidak dimasuki kufur sedikitpun, tidak pernah berbuat syirik
            (ar-rijs), tidak ada yang kena aib atau cela apapun yang biasa terjadi
            di  masa  jahiliyyah.  Pendapat  ini  dengan  dasar  dalil-dalil  naqli,  di
            antaranya  firman  Allah:  “Wa  Taqallubaka  fis-sajidin”  (QS.  Asy-
            Syu’ara: 219), dan sabda Rasulullah: “Senantiasa aku berpindah dari
            tulang rusuk-tulangrusuk yang suci ke  rahim-rahim yang suci”, dan
            berbagi hadits lainnya yang telah mencapai derajat mutawatir.

                  Adapun Azar maka dia adalah paman nabi Ibrahim. Dan nabi
            Ibrahim memanggilnya dengan sebutan “ayah” (al-ab) adalah karena
            kebiasaan orang-orang Arab memanggil paman dengan kata “ayah”.
                  Adapun pendapat yang dikutip –dan dianggap-- dari Imam Abu
            Hanifah  dalam  al-Fiqh  al-Akbar  bahwa  kedua  orang  tua  Rasulullah
            meninggal dalam keadaan kafir maka itu pendapat yang dipalsukan
            atas nama beliau (madsus ‘alaih). Sungguh tidak mungkin Imam Abu
            Hanifah berkata demikian keji terhadap kedua orang tua Rasulullah.
            Dan  sungguh  telah  salah  besar  Mulla  Ali  al-Qari  --semoga  Allah
            mengampuni-nya--  yang  telah  mengungkapkan  kata-kata  keji
            tersebut  terhadap  kedua  orang  tua  Rasulullah,  lalu  ia  mengatakan
            bahwa  itu  pendapat  Imam  Abu  Hanifah.  Termasuk  pendapat  sesat
            lainnya  yang  disandarkan  secara  dusta  kepada  Imam  Abu  Hanifah
            adalah  pernyataan  yang  mengatakan  bahwa  Fir’aun  seorang  yang
            telah beriman. (Na’udzu billah)

                  Pendapat  yang  benar  adalah  bahwa  kedua  orang  tua
            Rasulullah termasuk orang-orang yang selamat. Selain dari pada pada
            pendapat bahwa keduanya sebagai Ahlul Fatrah ada pula pendapat
            yang  mengatakan  bahwa  Allah  telah  menghidupkan  kembali
            keduanya,  sehingga  keduanya  beriman,  dan  lalu  kemudian  Allah
            mematikannya  kembali.  Pendapat  ini  dengan  dasar  hadits  yang
            diriwayatkan  dari  Urwah,  dari  Aisyah;  bahwa  Rasulullah  telah
            meminta  kepada  Allah  agar  menghidupkan  kembali  kedua  orang
            tuanya, maka Allah menghidupkan kembali keduanya, lalu keduanya
            beriman,  dan  kemudian  Allah  mematikan  kembali  keduanya.  As-
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214