Page 204 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 204
202 | Membela Kedua Orang Tua Rasulullah
bariyyah; nabi Muhammad); yang padahal dengan sebab beliau Allah
336
telah menciptakan alam ini” .
Faedah Penting: Dari Tulisan al-Imam al-Hafizh Abdullah al-Harari
Berikut ini kita terjemahkan secara utuh dari tulisan
Muhaddits ad-Diyar asy-Syamiyyah (Muhaddits daratan Syam);
Syaikh al-Masyayikh al-Imam al-Hafizh Abu Abdirrahman Abdullah
ibn Yusuf al-Harari yang dikenal dengan sebutan al-Habasyi, --
semoga rahmat Allah senantiasa tercurah baginya--, dalam salah satu
karyanya berjudul Bughyah ath-Thalib Fi Ma’rifah ‘Ilm ad-Diniy al-
Wajib. Beliau menuliskan:
“Imam Abu Hanifah, --semoga ridla Allah tetap tercurah
baginya--, berkata: “Kedua orang tua Rasulullah tidak meninggal
dalam keadaan kafir (maa maataa kafirain)”, namun ada sebagian
orang mengutip pernyataannya ini dan merubahnya, mereka
menuliskan “meninggal dalam keadaan kafir (maataa kafirain)”, ini
adalah kesalahan yang sangat buruk. Kita tidak mengatakan bahwa
kedua orang tua Rasulullah meninggal dalam keadaan kafir, karena
tidak ada sesuatu yang mencegah (artinya perkara mustahil)
keduanya beriman dengan Allah, keduanya hidup dalam keadaan
beriman tidak pernah menyembah berhala. Adapun hadits “Inna Abi
Wa Abaka Fin-nar…” adalah hadits cacat (ma’lul), sekalipun hadits itu
diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Dalam Shahih Muslim ada beberapa hadits yang dikritik oleh
para ahli hadits. Hadits di atas adalah salah satunya. Adapun hadits:
“Bahwa Rasulullah berdiam di makam ibundanya, beliau berdiam
lama di sana dan menangis. Lalu dikatakan padanya; “Wahai
Rasulullah, kita melihatmu berdiam lama di makam ibundamu, dan
engkau menangis!”, maka Rasulullah berkata: “Sungguh aku telah
meminta izin kepada Tuhan-ku untuk ziarah kepadanya maka Dia
mengizinkanku, dan aku telah meminta untuk ber-istighfar baginya
336 Risalah Fi Itsbat an-Najat wa al-Iman Li Waliday Sayyid al-Akwan, ad-
Daghistani, h. 7

