Page 201 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 201

Membela Kedua Orang Tua Rasulullah  |  199
            Mufti  al-Askar,  seorang  alim  yang  berumur  panjang--  mengatakan
            bahwa orang yang menyalin risalah al-Fiqh al-Akbar ketika ia melihat
                                   ا
            ada  pengulangan  kata  “ م”  pada  redaksi  “اتام  ام”  ia  menyangkan
            bahwa  salah  satunya  hanyalah  tambahan  saja  (za-idah), karena  itu
            maka  ia  tidak  menuliskannya  (menghilangkannya),  [celakanya]  dan
            salinan itulah yang beredar [dipasaran]. Di antara yang membuktikan
            demikian  ini  adalah  redaksi  al-Fiqh  al-Akbar  itu  sendiri;  bahwa
            pembicaraan tentang kedua orang tua Rasulullah dan pembicaraan
            Abu  Thalib  dituliskan  secara  terpisah;  bukan  dalam  satu  redaksi.
            Artinya, seandainya benar hendak dinyatakan bahwa mereka semua
            (ayahanda Rasulullah, ibundanya dan pamannya; Abu Thalib) sama-
            sama meninggal dalam keadaan kafir dan bertempat di neraka maka
            tentu Abu Hanifah akan mengungkapkan hanya dengan satu redaksi
            saja, tidak dengan dua redaksi”.

                    Apa  yang  dikatakan  oleh  al-Hafizh  az-Zabidi  di  atas  adalah
            pandangan  yang  sangat  baik  dan  terarah,  hanya  saja  beliau  tidak
            pernah  melihat  manuskrip  yang  benar-benar  bertuliskan  “اتام  ام”,
            beliau  hanya  menceritakan  itu  dari  orang  yang  pernah  melihat
            redaksi  aslinya  tertulis  demikian.  Sementara  aku  (al-Kawtsari),  al-
            hamdu  lillah,  telah  benar-benar  melihat  dua  manuskrip  tua  di
            perpustakaan  Dar  al-Kutub  al-Mishriyyah  yang  tertulis  dengan
                                                            333
            redaksi  “اتام  ام”,  sebagaimana  juga  ada  sahabatku   yang  telah
            melihat  dua  manuskrip  tua  yang  ada  di  perpustakaan  Arif  Hikmat
            tertulis  dengan  redaksi  “اتام  ام”.  Hanya  saja  [kesalahan]  Ali  al-Qari
            menuliskan Syarh al-Fiqh al-Akbar dengan menjadikan redaksi yang
            telah menyimpang tersebut sebagai sandarannya, yang karena itu ia
            telah  berburuk  adab  [terhadap  Rasulullah],  semoga  Allah
                            334
            mengampuninya” .


                  333  Yaitu al-‘Allamah Syekh Musthafa Abu Saif al-Hamami, wafat tahun 1368
            H.  Salah  ulama  Mesir  terkemuka  yang  cuukp  produktif  menuliskan  karya-karya
            bantahan  terhadap  ajaran  sesat  Ibnu  Taimiyah  dan  ajaran  sesat  Wahabi,  di
            antaranya  kitab  yang  sangat  berharga  berjudul  “Ghawts  al-‘Ibad  Bi  Bayan  ar-
            Rasyad”.
                  334  Muqaddimat al-Imam al-Kawtsari, h. 169-170
   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206