Page 197 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 197

Membela Kedua Orang Tua Rasulullah  |  195
                    Lainnya;  al-Walid  ibn  Jamil  ibn  Qais  al-Yamani,  haditsnya
            diriwayatkan  oleh  al-Bukhari  dalam  kitab  al-Adab  al-Mufrad,  juga
            diriwayatkan  oleh  at-Tirmidzi  dan  Ibnu  Majah,  padahal  Abu  Hatim
            berkata:  “Dari  al-Qasim  dia  telah  meriwayatkan  beberapa  hadits
                    325
            munkar” .
                    Lainnya;  Ya’qub  ibn  Humaid  al-Madani.  Adz-Dzahabi,  --
            setelah mengutip penilaian para imam hadits tentang dia, bahwa dia
            (Ya’qub) seorang yang tsiqah--, berkata: “Dia termasuk ulama hadits,
                                                                     326
            tetapi dia memiliki beberapa riwayat hadits munkar dan gharib” .
                    Dan  masih  banyak  lagi.  Ini  semua  menunjukan  bahwa
            jahalah  ar-rawi  dan  nakarah  ar-rawi  tidak  berimplikasi  kepada
            maudlu’,  dan  untuk  lebih  jelasnya  silahkan  merujuk  kepada  kitab-
                                   327
            kitab musthalah al-hadits .















                  324  Ibid,  10/159
                  325  Ibid, 11/116
                  326  Mizan al-I’tidal, adz-Dzahabi, 4/450
                  327  Kitab yang sangat berharga dalam menjelaskan masalah ini adalah karya
            al-Imam  al-Hafizh  Abdullah  ibn  Muhammad  ibn  Yusuf  al-Harari,  berjudul  “at-
            Ta’aqqub al-Hatsits ‘Ala Man Tha’ana Fi Ma Shahha Min al-Hadits”. Berisi bantahan
            yang  sangat  baik  dan  komprehensif  terhadap  penilaian  sesat  al-Albani  yang
            mengatakan bahwa hadits “subhah” (alat untuk bertasbih) adalah hadits maudlu’.
   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202