Page 34 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 34

32  |  Membela Kedua Orang Tua Rasulullah

            kepada mereka: “Masuklah kalian ke dalamnya!”, maka orang yang
            telah  ditetapkan  oleh  Allah  pada  ilmu-Nya  sebagai  orang  bahagia
            (dengan dimasukan ke surga) seandainya mereka hidup dan memiliki
            kesempatan  ber-amal;  ia  akan  taat  kepada  perintah  tersebut,
            sementara  orang  yang  telah  ditetapkan  oleh  Allah  pada  ilmu-Nya
            sebagai orang sengsara (dengan dimasukan ke naraka) seandainya
            mereka hidup dan memiliki kesempatan ber-amal; ia akan mangkir
            dari  perintah  tersebut.  Maka  kemudian  Allah  berkata  [terhadap
            mereka yang mankir]: “Tehadap perintahku saja kalian inkar, maka
            terlebih  lagi  -kalian  pasti  inkar-  terhadap  para  utusan-Ku  yang
                                                     37
            memberitakan  perkara  gaib”  (HR.  al-Bazzar) .  Dalam  sanad  hadits
            ini terdapat Athiyyah al-Awfi, dinilai lemah, tapi at-Tirmidzi menilai
            haditsnya  hasan.  Namun  demikian  hadits  ini  memiliki  banyak
            syawahid  yang  dapat  menjadikannya  dihukumi  dengan  kualitas
                                                38
            hasan, dan bahwa ia adalah hadits tsabit .
                    (3).  Hadits  riwayat  al-Bazzar  dan  Abu  Ya’la  dalam  kitab
            Musnad  masing-masing  dari  Anas  ibn  Malik,  berkata:  Bersabda
            Rasulullah:
















            “Akan  didatangkan  empat  golongan  di  hari  kiamat;  bayi  [yang
            meninggal], orang cacat yang tidak berakal, orang yang meninggal di


                  37   Lihat  pula  al-Mu’jam  al-Awsath;  dari  sahabat  Mu’adz  ibn  Jabal,  ath-
            Thabarani, 8/57, Majma’ az-Zawa-id; dari sahabat Abu Sa’id al-Khudri, al-Haitsami,
            7/219
                  38  Demikian penilaian al-Hafizh as-Suyuthi terhadap kualitas hadits tersebut.
            Lihat al-Hawi Li al-Fatawi, 2/204.
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39