Page 30 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 30

28  |  Membela Kedua Orang Tua Rasulullah

            hujjah  darinya  [artinya  ia  dituntut]  karena  ia  memiliki  akal  (Mahjuj
            alaih bi ‘aqlih). Adapun menurut kami orang seperti itu tidak dapat
            diambil  hujjah  [dituntut]  darinya  (Ghair  Mahjuj  alaih  bi  ‘aqlih),
            karena belum sampai kepadanya dakwah Islam, dengan dasar firman
            Allah:  “Dan  tidaklah  Kami  (Allah)  memberikan  siksa  hingga  kami
            mengutus seorang Rasul” (QS. Al-Isra: 15). Dengan demikian nyatalah
            bahwa  orang  seperti  ini  tidak  dapat  dituntut  [diminta  tanggung
                                                        30
            jawab] sebelum seorang rasul datang kepadanya” .
                    Ar-Rafi’i dalam kitab Syarh berkata:
                    “Orang  yang  belum sampai  kepadanya dakwah  Islam  maka
            tidak  boleh  diperangi  sebelum  disampaikan  seruan  dan  panggilan
            masuk  Islam  kepadanya,  jika  ia  dibunuh  maka  yang  membuhnya
            dikenai denda. Ini berbeda dengan pendapat Abu Hanifah; di mana
            beliau  berpendapat  bahwa  orang  tersebut  dapat  diambil  hujjah
            darinya [artinya ia dituntut] karena ia memiliki akal. Adapun menurut
            kita  (ulama  Syafi’iyyah)  bahwa  orang  semacam  itu  tidak  dapat
            diambil hujjah darinya, dan tidak tidak dikenai siksa, Allah berfirman:
            “Dan tidaklah Kami (Allah) memberikan siksa hingga kami mengutus
                                         31
            seorang Rasul” (QS. Al-Isra: 15)” .
                    Al-Ghazali dalam kitab al-Basith berkata:
                    “Orang  yang  belum sampai  kepadanya dakwah  Islam  maka
            siapa  yang  membunuhnya  dikenai  denda  membayar  diyat  dan
            kaffarah,  namun  begitu  menurut  perndapat  yang  benar  ia  tidak
            dikenai hukum qisas, karena orang tersebut bukan muslim hakiki, ia
                                                                    32
            hanya seorang yang dalam makna muslim (fi ma’na al-muslim)” .
                    Ibnur-Rif’ah dalam kitab al-Kifayah berkata:
                    “--Orang  yang  tidak  sampai  kepadanya  dakwah  Islam
            dihukumi  dengan  ketentuan-ketentuan  di  atas--  karena  orang
            tersebut  dilahirkan  di  atas  fitrah  (suci;  artinya  memiliki  kesiapan




                  30  al-Hawi Li al-Fatawi, as-Suyuthi, 2/206, mengutip dari Syarh Mukhtashar
            Ibnil Hajib karya Tajuddin as-Subki.
                  31  Ibid, mengutip dari Syarh ar-Rafi’I al-Kabir.
                  32  Ibid, mengutip dari al-Basith karya Abu Hamid al-Ghazali.
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35