Page 62 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 62
60 | Membela Kedua Orang Tua Rasulullah
“… maka senantiasa dalam seluruh keturunan Ibrahim terdapat
manusia-manusia yang berada pada fitrah-nya; mereka menyembah
Allah. Hanya saja ada “ikatan” (pengecualian) dalam tiga atsar
dengan ungkapan “setelah Nuh…”; adalah karena sebelum nabi Nuh
89
seluruh manusia di atas petunjuk Allah (di atas Islam)” .
(11). Imam al-Bazzar dalam kitab Musnad, Imam Ibnu Jarir,
Imam Ibnul Mundzir, dan Imam Ibnu Abi Hatim dalam kitab tafsir
masing-masing, juga Imam al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak yang
ia sahih-kannya; mereka semua meriwayatkan dari sahabat Abdullah
ibn Abbas, tentang firman Allah: “Adalah manusia (dahulu kala)
sebagai ummat yang satu” (QS. al-Baqarah: 213), bahwa ia (Ibnu
Abbas) berkata:
“Masa antara Adam dan Nuh selama 10 abad, mereka semua berada
di atas syari’at yang benar dari Allah, lalu mereka berselisih, maka
Allah mengutus para nabi”. Dan demikian pula bacaan seperti
demikian itu adalah dalam salah satu qira’ah Abdullah ibn Mas’ud,
90
yaitu: “Kana an-Nasu Ummatan Wahidatan Fakhtalafu…” .
(12). Imam Abu Ya’la, Imam ath-Thabarani, dan Imam Ibnu
Abi Hatim meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari sahabat
Abdullah ibn Abbas, tentang firman Allah: “Adalah manusia (dahulu
kala) sebagai ummat yang satu” (QS. al-Baqarah: 213), bahwa ia
(Ibnu Abbas) berkata:
89 Ibid, mengutip dari Tafsir Ibnul Mundzir.
90 Lihat pula Mizan al-I’tidal, adz-Dzahabi, dari sahabat Abu Hurairah, 4/252.