Page 67 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 67

Membela Kedua Orang Tua Rasulullah  |  65
            yang  dipergunakan  dalam  bahasa  al-Qur’an  pada  firman  Allah:
            “Adakah  kalian  sebagai  para  saksi  ketika  datang  kematian  kepada
            Ya’qub,  ketika  Ya’qub  berkata  kepada  anak-anaknya:  Apakah  yang
            akan kalian sembah setelahku (setelah aku wafat)? Mereka berkata:
            Kami akan menyembah Tuhan-mu (Allah) dan tuhan ayah-ayah-mu;
            dari  Ibrahim,  Isma’il  dan  Ishaq”  (QS.  al-Baqarah:  133).  Perhatikan,
            dalam  ayat  ini  nabi  Isma’il  disebut  dengan  kata  “ayah”  (al-Ab)
            padahal  beliau  adalah  paman  nabi  Ya’qub,  [sementara  ayah  nabi
            Ya’qub  sendiri  adalah  nabi  Ishaq],  sebagaimana  kata  “ayah”  ini
            dipergunakan  pula  bagi  nabi  Ibrahim;  padahal  beliau  adalah  kakek
                                                  101
            nabi Ya’qub [Ya’qub ibn Ishaq ibn Ibrahim] .
                    (5).  Ibnu  Abi  Hatim  meriwayatkan  pula  dengan  sanad-nya
            dari sahabat Abdullah ibn Abbas, bahwa ia (Ibnu Abbas) berkata:


            “Seorang kakek adalah ayah”, lalu Ibnu Abbas membacakan firman
            Allah: “Mereka (anak-anak Ya’qub) berkata: Kami akan menyembah
            Tuhan-mu (Allah) dan tuhan ayah-ayah-mu; dari Ibrahim, Isma’il dan
                                     102
            Ishaq” (QS. al-Baqarah: 133) .
                    (6).  Ibnu  Abi  Hatim  juga  meriwayatkan  dari  Abul  Aliyah,
            tentang  firman  Allah:  “Mereka  (anak-anak  Ya’qub)  berkata:  Kami
            akan menyembah Tuhan-mu  (Allah) dan  tuhan ayah-ayah-mu;  dari
            Ibrahim,  Isma’il  dan  Ishaq”  (QS.  al-Baqarah:  133),  bahwa  ia  (Abul
            Aliyah) berkata:


                                                                   103
            “Seorang paman (al-‘Amm) disebut pula dengan ayah (al-Ab)” .
                    (7). Ibnu Abi Hatim juga meriwayatkan dari Muhammad ibn
            Ka’b al-Qarzhiy, bahwa ia berkata:







                  101  Lihat penjelasan ini dalam Masalik al-Hunfa, as-Suyuthi, dalam al-Hawi Li
            al-Fatawi, 2/206.
                  102  al-Hawi Li al-Fatawi, 2/206, mengutip dari Tafsir Ibnu Abi Hatim.
                  103  Ibid.
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72