Page 64 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 64

62  |  Membela Kedua Orang Tua Rasulullah

            menceritakan  tentang  perkataan  nabi  Nuh:  “Wahai  Tuhanku,
            ampunilah bagiku, dan bagi kedua orang tuaku, dan bagi orang yang
            masuk ke rumahku dalam keadaan mukmin” (QS. Nuh: 28), anak nabi
            Nuh;  yaitu  Sam,  adalah  seorang  mukmin  dengan  Ijma’  ulama  dan
            nash  syari’at,  karena  dia  termasuk  yang  selamat  di  atas  perahu
            bersama  nabi  Nuh,  dan  tidak  ada  yang  selamat  saat  itu  kecuali
            seorang yang mukmin. Lalu Allah berfirman: “Dan telah Kami jadikan
            dari beberapa orang keturunannya [nabi Nuh]; mereka adalah orang-
            orang  yang  tersisa”  (QS.  ash-Shafat:  77),  bahkan  ada  atsar
            meriwayatkan  bahwa  Sam  bin  Nuh  ini  adalah  seorang  nabi  Allah,
            sebagaimana telah disebutkan riwayat itu oleh Ibnu Sa’d dalam kitab
            ath-Thabaqat,  az-Zubair  ibn  Bukkar  dalam  al-Muwaffiqiyyat,  al-
            Hafizh Ibnu Asakir dalam kitab Tarikh dari jalur al-Kalbiy. Selanjutnya,
            anak  dari  Sam;  yaitu  bernama  Arfakhsyad,  telah  nyata-nyata
            menyebutkan  dirinya  sebagai  seorang  yang  beriman  kepada  Allah,
            sebagaimana disebutkan dalam sebuah atsar dari sahabat Abdullah
            ibn  Abbas  yang  diriwayatkan  oleh  Ibnu  Abdil  Hakam  dalam  kitab
            Tarikh Mishr. Dalam kitab ini disebutkan bahwa Arfakhsyad pernah
            bertemu  dengan  kakek-nya  [yaitu  Nuh]  yang  kemudian
            mendoakannya  supaya  Allah  memberikan  kerajaan  dan  kenabian
            kepada anak cucunya [kepada keturunan Arfakhsyad] hingga kepada
            Tarih. Dalam sebuah atsar disebutkan bahwa mereka semua adalah
                               95
            orang-orang mukmin .
                    (16). Redaksi atsar yang diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d dalam
            ath-Thabaqat yang kita sebutkan di atas adalah  dari jalur al-Kalbiy,
            sebagai berikut:













                  95  Penjelasan lengkap silahkan lihat Masalik al-Hunfa, as-Suyuthi, dalam al-
            Hawi Li al-Fatawi, 2/206.
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69