Page 93 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 93

Membela Kedua Orang Tua Rasulullah  |  91
                    Bait  syair  ini  banyak  dikutip  oleh  para  ulama,  di  antaranya
            oleh sayyid Ja’far ibn Hasan al-Barzanji dalam kitab Maulid-nya yang
                                                          149
            sangat mashur, termasuk di wilayah kita; Indonesia . Lalu dalam al-
            Qaul al-Munji ‘Ala Mawlid al-Barzanji, yang merupakan kitab  syarh
            Mawlid  al-Barzanji,  syekh  Muhammad  Illaisy  al-Maliki  menuliskan:
            “Yang dimaksud dengan “taraku as-sifah” [dalam bait syair di atas]
            adalah  bahwa  mereka  [semua  moyang  Rasulullah]  tidak  ada
            seorangpun  dari  mereka  yang  berbuat  zina.  As-Sifah  artinya;
            menggauli  seorang  perempuan,  setelah  beberapa  lama  kemudian
            menikahinya.  Sebagian  ulama  berkata  bahwa  pemahaman  “taraku
            as-sifah” tidak hanya sebatas makna tidak berbuat zina, tetapi lebih
            umum  dari  pada  itu,  oleh  karena  ada  banyak  hadits  menunjukan
            bahwa  seluruh  moyang  Rasulullah  terpelihara  dari  segala  bentuk
                                      150
            pernikahan model jahiliyyah” .
                    Pada  bagian  lain  dari  kitab  Maulid-nya,  sayyid  Ja’far
            menuliskan  bahwa  nasab  Rasulullah  adalah  sebaik-baiknya  nasab.
            Allah  telah  menjauhkan  dan  mensucikan  nasab  tersebut  dari
            perbuatan  zina  dan  dari  segala  bentuk  “pergaulan”  yang  terjadi  di
            masa  jahiliyyah.  Ketetapan  ini  sebagaimana  pula  telah  dikutip oleh
            al-Hafizh Zainuddin al-Iraqi dalam karyanya kitab tentang maulid nabi
                                                    151
            berjudul Mawrid al-Haniy Fi Mawlid an-Nabiy .
                    As-Sayyid  Muhammad  ibn  Rasul  al-Barzanji  dalam  kitab
            Sadad  ad-Din  Wa  Sidad  ad-Dain  menuliskan:  “Di  antara  cabang-
            cabang  yang  dihimpunkan  dalam  seluruh  kesempurnaan  bagi
            Rasulullah  sebagaimana  tersebut  dalam  banyak  hadits  yang  telah
            mencapai  derajat  mutawatir  [berita  yang  telah  dipastikan
            kebenarannya] adalah bahwa tidak ada seorang-pun dari suami isteri
            dari  seluruh  moyang  Rasulullah  yang  telah  berbuat  zina,  hingga
            kedua orang tua Rasulullah yang telah melahirkannya. Pendapat ini
            telah dinyatakan oleh Ali ibn Abi Thalib, Abdullah ibn Abbas, Aisyah,


                  149  Lihat al-Barzanji dalam Majmu’ah al-Mawalid, Maulid al-Barzanji, h. 86.
                  150  Al-Qaul al-Munji Ala Maulid al-Barzaji, Muhammad Illaisy al-Maliki, h. 11
                  151  al-Barzanji dalam Majmu’ah al-Mawalid, h. 86.
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98