Page 89 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 89
Membela Kedua Orang Tua Rasulullah | 87
Dalam hadits lain, al-Baihaqi juga meriwayatkan dari sahabat
Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya Allah telah menghilangkan dari diri kalian fanatisme
jahiliyyah dan sikap berbangga-bangga dengan moyang-moyang
yang mati di masa itu, maka hendaklah suatu kaum menghentikan
berbangga-bangga dengan orang-orang yang mati di masa itu [yang
mati dalam keadaan kafir], karena sesungguhnya mereka hanyalah
sebagai arang dari arang nerakan jahannam, atau sesungguhnya
orang-orang semacam mereka lebih hina bagi Allah dibanding
serangga kecil yang mendorong butiran kotoran busuk dengan
143
hidungnya” .
Hadits-hadits semacam ini sangat banyak, dan di antara yang
paling jelas dalam ketetapan masalah ini adalah riwayat al-Baihaqi
dalam kitab Syu’ab al-Iman yang menyebutkan bahwa dari ummat
Islam ini ada empat perkara warisan masa jahiliyyah yang tidak
ditinggalkan; salah satunya adalah “bangga” dengan asal-usul
[keturunan]. Karena itulah maka Rasulullah bangga bahwa dirinya
sebagai orang pilihan dari Bani Hasyim. Namun demikian al-Halimi
berkata bahwa makna Rasulullah bangga di sini bukan untuk
sombong, tetapi untuk memposisikan moyang-moyangnya tersebut
sesuai derajat mereka, seperti bila seseorang berkata: “Ayahku
adalah seorang ahli fiqh”; ungkapan ini bukan untuk tujuan sombong,
tapi untuk mendudukkan posisi ayahnya tersebut sesuai dengan
kedudukannya. Al-Halimi juga mengatakan; atau bisa jadi “bangga”-
nya Rasulullah di atas adalah untuk memberikan isyarat terhadap
karunia yang diberikan Allah kepadanya dan moyang-moyang-nya
143 Lihat pula Musnad Ahmad, dari sahabat Abu Hurairah, 16/300, Mu’jam
asy-Syuyukh, Ibn Asakir, 1/59, dan at-Targhib Wa at-Tarhib, al-Mundziri, 4/62.