Page 12 - Memahami-Bidah-Secara-Komprehensif
P. 12
10 | Memahami Makna Bid‟ah
nasikh dan mansukh, „am dan khash, muthlaq dan muqayyad, serta
menguasai betul bahasa Arab dengan sehingga hafal pemaknaan-
pemaknaan setiap nash sesuai dengan bahasa al-Qur‟an. Juga harus
mengetahui apa yang telah disepakati oleh para ahli Ijtihad dan apa
yang diperselisihkan oleh mereka. Karena jika tidak mengetahui
hal tersebut maka dimungkinkan ia akan menyalahi ijma‟
(konsensus) para ulama sebelumnya.
Lebih dari syarat-syarat tersebut ini, masih ada sebuah
syarat besar lagi yang harus terpenuhi dalam ber-Ijtihad yaitu
kekuatan pemahaman dan nalar. Kemudian juga disyaratkan
memiliki sifat „adalah; yaitu selamat dari dosa-dosa besar dan tidak
membiasakan berbuat dosa-dosa kecil yang bila diperkirakan
secara hitungan jumlah dosa kecilnya tersebut melebihi jumlah
perbuatan baiknya.
Sedangkan Muqallid adalah orang yang belum sampai
kepada derajat Mujtahid tersebut di atas. Syarat untuk mencapai
derajat Mujtahid sangat berat, dan sangat ketat. Tidak setiap orang
mampu mancapai derajat tersebut. Dengan demikian kita harus
tahu posisi kita, yang bahkan membaca al-Qur‟an-pun banyak
yang tidak beres, apa lagi untuk memahami kandungan maknanya.
Siapa kita?!
(Sepuluh): Mengapa harus empat madzhab? Dari sekian
banyak imam Mujtahid, yang secara formulatif dibukukan hasil-
hasil Ijtihad-nya, dan hingga kini madzhab-madzhab-nya masih eksis
hanya empat imam saja, yaitu; Imam Abu Hanifah an-Nu‟man
ibn Tsabit al-Kufy (w 150 H) sebagai perintis madzhab Hanafi,
Imam Malik ibn Anas (w 179 H) sebagai perintis madzhab Maliki,
Imam Muhammad ibn Idris Syafi‟i (w 204 H) sebagai perintis
madzhab Syafi‟i, dan Imam Ahmad ibn Hanbal (w 241 H) sebagai
perintis madzhab Hanbali.