Page 91 - Memahami-Bidah-Secara-Komprehensif
P. 91

Memahami Makna Bid‟ah | 89

            memiliki  ukuran,  ini  berarti  Allah  tidak berhak menjadi tuhan
                                                               115
            sebagaimana matahari tidak berhak menjadi tuhan.”
                    (Empat  Belas):  Bid‟ah  keyakinan  sesat  mengatakan
            bahwa  kehidupan  akhirat  tidak kenal, dan  bahwa neraka akan
            punah, serta siksa orang-orang kafir di neraka akan berakhir dan
            usai. Faham ini diyakini oleh Ibnu Taimiyah; mengatakan bahwa
            neraka akan punah dan hancur, yang kemudian diikuti oleh para
            pengikutnya  di  masa  kita  sekarang  ini.  Ibnu  Taimiyah
            menyebutkan keyakinannya ini dalam karyanya; ar-Radd „Ala Man
                                               116
            Qala  bi  Fana‟  al-Jannah  Wa  an-Nar .  Keyakinan  bid‟ah  Ibnu
            Taimiyah ini juga dibenarkan oleh muridnya sendiri, yaitu Ibnul
            Qayyim al-Jawziyyah dalam karyanya berjudul Hadi al-Arwah.
                                                                       117
                    Adapun keyakinan Ahlul Haq dan disepakati oleh mereka
            bahwa surga dan neraka tidak akan punah selamanya. Al-Imam
            Taqiyyuddin as-Subki menegaskan:
                               ِ
                                                              ِ
                                                     ِِ
                                                                   ِ
                  َوػبَأَلقػنَدقوَ،فايػنفػتَىاَرا لاوَة ْ   فَأَ ذُملسمْ لاَ داقتعاَ   فإف َ
                                        ن
                                             نؿٞاَ
                       ََ َْ
                                 ََْ َ
                                            َ
                                                   َْ ْ ُ َ َ ْ
                            َ
                                َ
                                       َ َ َ
                   ُْ َ
                                                         ٍ
                                            ِ
                       ِ ِ ِ
                                                      ِ
                  َ، ِ عاػٚهإابَرفاكَوفَ لاخَنمَ   فَأوَكلذَىَ لعَعاػٚهإاَـزحَنبَدمم٤
                            َ
                     َْ
                                                 َ َ َْ
                                          َ
                                                                   َُ
                                                          ْ َ ُ ْ
                          ٌ ُ َ َ ْ َ َ
                                             ِ
                                                         ِ
                    ِ
                                     ِ
                               ِ
                                                    ِ
                                                            ِ
                  َةػ  لدَمأاَتدراوػتوَ،ةرور  ض لابَِ نك دلاَنمَـوُ لعمَو نإفَ،كلذَقيَ كشَىاو َ
                                                                َ َ
                                                     َ َ
                            َ
                  ُ
                                           َ ٌْ ْ َ ُ
                                       ْ
                       ْ ََ َ َ َُْ
                                                                 ِ
                                                              َ  .ويَ لع
                                                                  ْ َ
            “Karena sesungguhnya keyakinan ummat Islam bahwa surga dan
            neraka tidak akan punah, dan Abu Muhammad ibn Hazm telah
            menukil  Ijma‟  tentang  hal  itu  dan  bahwa  barang  siapa  yang
            menyalahinya maka ia telah kafir dengan Ijma‟ para ulama‟, tidak
            ada keraguan sama sekali dalam masalah ini, karena keyakinan ini

                   115 َ Al Harari,  asy-Syarh al Qawim, hal. 121-122.
                   116     Ibnu  Taimiyah,  ar-Radd  „Ala Man Qala bi Fana‟ al-Jannah Wa an-
            Naar, h. 52, h. 67, h. 71 dan h. 72
                   117   Ibnul Qayyim, Hadi al-Arwah Ila Bilad al-Afrah,  h. 579, dan h. 582
   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96