Page 21 - Hukum Pidana Khusus dalam KUHP Nasional
P. 21

atau teknologi canggih. Sejumlah undang-undang khusus dibentuk,
                   seperti UU Tindak Pidana Korupsi,  UU Pemberantasan  Tindak
                   Pidana Pencucian Uang,  UU Terorisme, UU Pengadilan HAM, dan
                   UU Narkotika. Setiap undang-undang tersebut memuat ketentuan
                   pidana materiil maupun  formil yang menyimpang dari prinsip-
                   prinsip umum hukum pidana dalam KUHP dan KUHAP, baik dari
                   segi definisi, ancaman pidana, hukum acara, maupun pembuktian.
                       Semangat  kodifikasi hukum pidana dalam Undang-Undang
                   Nomor 1 Tahun 2023 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
                   (yang selanjutnya disebut KUHP Nasional) membawa ambisi besar.
                   Ambisi itu bertujuan untuk menyatukan norma-norma pidana dalam
                   satu perangkat hukum yang utuh dan terstruktur  serta menjawab
                   tantangan kekinian melalui pengaturan terhadap tindak pidana khusus.
                   Hal ini memicu diskursus akademik dan praktis mengenai sejauh mana
                   pengaturan tindak pidana khusus dapat dikodifikasi ke dalam sistem
                   hukum pidana umum tanpa menghilangkan karakteristik khususnya.
                   Pertanyaan  besarnya  adalah  apakah  kodifikasi ini memperkuat  atau
                   justru mereduksi kekhususan hukum pidana khusus.
                       Untuk menjawab hal tersebut perlu dipahami lebih dahulu
                   bahwa tindak pidana khusus merupakan bentuk kejahatan yang secara
                   eksplisit diatur oleh undang-undang khusus di luar KUHP. Contoh
                   nyatanya adalah kejahatan  korupsi,  pencucian  uang,  tindak pidana
                   terorisme, dan pelanggaran HAM berat. Kejahatan-kejahatan ini tidak
                   hanya berdampak besar secara langsung terhadap masyarakat, tetapi
                   juga memiliki dimensi politik, ekonomi, dan sosial yang kompleks.
                   Oleh karena itu, penanganannya memerlukan pendekatan hukum
                   yang lebih tajam, prosedur acara yang berbeda, serta perangkat insti-
                   tusional yang khusus pula.
                       Sementara itu, hukum pidana khusus adalah kerangka normatif
                   yang menaungi keberadaan tindak pidana khusus tersebut. Ia meliputi
                   keseluruhan  aturan  pidana materiil dan formil yang tidak termuat
                   dalam KUHP maupun KUHAP, tetapi berdiri sendiri dalam bentuk




                                        Bab 1 Hukum Pidana Khusus dalam KUHP Nasional: ...  3
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26