Page 36 - Hukum Pidana Khusus dalam KUHP Nasional
P. 36

Klasifikasi  hukum  pidana didasarkan  pada jenis  tindak pidana
                 yang dilihat dari sudut pandang hukum substantif dan formal. Hal
                 ini mencakup pemisahan antara  tindak pidana yang melibatkan
                 pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia yang esensial (mala in
                 se)—seperti kejahatan berat—dan tindak pidana yang berfokus pada
                 pelanggaran terhadap ketertiban umum (mala in prohibita)—yang lebih
                 sering dikategorikan sebagai pelanggaran. 17
                     Klasifikasi hukum pidana di Eropa mengalami  perkembangan
                 signifikan sejak abad ke-18 dan 19 ketika pemikiran tentang kodifikasi
                 hukum mulai mendapatkan momentum. Di berbagai negara Eropa,
                 upaya dilakukan untuk mengelompokkan tindak pidana berdasarkan
                 beratnya dan konsekuensi hukum yang diterapkan. Kodifikasi ini tidak
                 hanya bertujuan untuk memastikan adanya kepastian hukum, tetapi
                 juga untuk memudahkan penerapan hukuman yang adil berdasarkan
                 jenis pelanggaran yang dilakukan. 18
                     Sebagian besar KUHP di Eropa mengorganisasi bagian khusus
                 berdasarkan objek perlindungan hukum. Artinya, tindak pidana dike-
                 lompokkan ke dalam judul-judul, seperti kejahatan terhadap jiwa dan
                 tubuh, kejahatan terhadap harta benda, kejahatan terhadap negara, dan
                 sebagainya. Sebagai contoh, dalam Strafgesetzbuch (KUHP), Jerman me-
                 nyusun bagian khususnya berdasarkan kepentingan hukum yang dilin-
                 dungi (Rechtsgut)—dimulai dengan tindak pidana terhadap kepentingan
                 pribadi (jiwa,luka badan), kemudian tindak pidana terhadap harta, dan
                 lain-lain. Code Pénal Prancis dan Codice Penale Italia juga mengklasifika-
                 sikan tindak pidana berdasarkan kepentingan yang dilindungi (misal-
                 nya, délits contre les personnes dan delitti contro il patrimonio). 19
                     Struktur  ini mencerminkan  koherensi teleologis, yaitu setiap
                 tindak pidana dibenarkan oleh kebutuhan  untuk melindungi suatu
                 nilai atau kepentingan tertentu dalam masyarakat. Teori kepentingan


                 17  F.G.H. Kristen e.a. (ed.), 2011, Bijzonder strafrecht: strafrechtelijke handhaving van sociaal-
                    economisch en fiscaal recht in Nederland, Den Haag: Boom Juridische Uitgevers.
                 18  Ibid.
                 19  Kevin Jon Heller & Markus D. Dubber (ed.), 2011,  The Handbook of Comparative
                    Criminal Law, Stanford: Stanford University Press, hlm. 276.

                 18   Hukum Pidana Khusus dalam KUHP Nasional
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40