Page 33 - Hukum Pidana Khusus dalam KUHP Nasional
P. 33

hukum pidana dengan prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia.
                   Misi ketiga adalah “konsolidasi hukum pidana” untuk menata kembali
                   sistem hukum pidana nasional yang telah berkembang secara sporadis
                   sejak kemerdekaan, baik di dalam maupun di luar KUHP. Misi keempat
                   adalah “adaptasi dan harmonisasi” terhadap perkembangan ilmu hukum
                   pidana dan nilai-nilai, standar, serta norma internasional. Seluruh misi
                   ini dijalankan dalam kerangka politik hukum yang mendorong kodi-
                   fikasi dan unifikasi demi menciptakan sistem hukum yang konsisten,
                   adil, tertib, bermanfaat, serta pasti. Hal itu dilakukan dengan tetap
                   menjaga keseimbangan antara kepentingan negara, masyarakat, dan
                   individu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan
                   pada Pancasila. Meskipun demikian, penerapan kodifikasi hukum
                   pidana di Indonesia tidak sepenuhnya mencerminkan prinsip kodifikasi
                   sebagaimana dianut dalam tradisi civil law.
                       Prof. Dr. Muladi, S.H., Mantan Menteri Kehakiman dan Anggota
                   Tim Perumus RKUHP, menjelaskan  bahwa RKUHP menganut
                   sistem  kodifikasi  terbuka.  Artinya,  RKUHP  memuat  delik pidana
                   umum dan pidana khusus, tetapi tidak menghapus undang-undang
                   yang bersifat khusus atau lex specialis. RKUHP hanya mengatur hal-
                   hal pokok, sedangkan aturan yang lebih terperinci dituangkan dalam
                   undang-undang khusus, seperti UU Tindak  Pidana Korupsi, UU
                   TPPU, dan UU Terorisme. Dengan demikian, tidak ada satu pun
                   lembaga penegak hukum yang kehilangan kewenangannya. Prof.
                   Muladi menegaskan bahwa tidak ada keinginan untuk menghapus
                   kekhususan tindak pidana luar biasa, seperti korupsi dan terorisme.
                   RKUHP juga disiapkan agar bisa mengantisipasi perubahan hukum
                   dan perkembangan  tindak  pidana,  sehingga  jika  ada perkembangan
                   yang luar biasa, penanganan pidananya dapat dilakukan tanpa harus
                   terikat dengan ketentuan dalam KUHP. 13


                   13  Aliansi Nasional Reformasi  KUHP, 2015, “RUU KUHP Anut Kodifikasi Terbuka”,
                       diakses dari https://reformasikuhp.org/ruu-kuhp-anut-kodifikasi-terbuka/ pada tanggal
                       28 Juli 2025.



                                        Bab 1 Hukum Pidana Khusus dalam KUHP Nasional: ...  15
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38