Page 29 - Hukum Pidana Khusus dalam KUHP Nasional
P. 29

Selain itu, kodifikasi bertujuan untuk menciptakan keseragaman
                   hukum yang mampu mengatasi keragaman aturan lokal dan praktik
                   tradisional  yang sering kali tidak terorganisasi.  Dengan menyusun
                   hukum dalam bentuk yang tertulis  dan terstruktur, kodifikasi
                   memberikan kepastian  hukum yang diperlukan untuk mencegah
                   interpretasi yang bias atau sewenang-wenang. Hal ini juga memperkuat
                   efisiensi administrasi hukum karena pengadilan dapat menggunakan
                   pedoman  yang jelas dalam menyelesaikan  sengketa. Lebih dari  itu,
                   kodifikasi tidak hanya menjadi alat untuk menyederhanakan hukum,
                   tetapi juga berfungsi sebagai instrumen untuk menyebarkan nilai-nilai
                   modern, seperti  keadilan sosial,  perlindungan  kebebasan individu,
                   dan penegakan hak asasi manusia. 11
                       Menjelang  awal  abad ke-20,  sebagian  besar  negara  Eropa  telah
                   menyelesaikan kodifikasi hukum pidananya. Negara-negara yang
                   sebelumnya tertinggal  pun menyusul dalam gelombang kodifikasi
                   ini, seperti Polandia dengan Penal Code tahun 1932, Rumania tahun
                   1936, dan Swiss tahun 1937.  Meskipun telah mengalami berbagai
                   amendemen, banyak dari kodifikasi ini tetap menjadi tulang punggung
                   hukum pidana nasional hingga akhir abad ke-20. Namun, terdapat
                   satu pengecualian penting terhadap tren kodifikasi ini, yaitu sistem
                   hukum common law seperti di Inggris. Meskipun pemikir hukum—
                   seperti Jeremy Bentham pada akhir abad ke-18—telah mengusulkan
                   teori kodifikasi secara menyeluruh dan berbagai rancangan kode
                   telah diajukan sepanjang abad ke-19, hukum pidana Inggris  tidak
                   pernah mengalami kodifikasi secara penuh. Sebaliknya, hukum
                   pidana Inggris berkembang melalui kombinasi antara undang-undang
                   (statutes) dan putusan pengadilan (judge made law). Perbedaan antara
                   sistem hukum pidana yang telah dikodifikasi secara tertulis dan sistem
                   yang bergantung pada preseden yudisial inilah yang menjadi pembeda
                   klasik antara tradisi civil law dan common law. 12

                   11  Aniceto Masferrer, op cit.
                   12  Pihlajamäki, H., “Private  Law Codification, Modernization  and Nationalism: A View
                       from Critical Legal History”, Critical Analysis of Law, Vol. 2, No. 1.


                                        Bab 1 Hukum Pidana Khusus dalam KUHP Nasional: ...  11
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34