Page 133 - 2B
P. 133

2B


                    Aku tercekat. Kini memoriku berhenti pada peristiwa itu. Aku
            ingat. Ya, aku ingat. Dulu pernah pengamen datang menghampiriku
            dengan asisten kecilnya. Waktu itu jenuh ku menunggu Eni yang tak
            kunjung  datang.  Bosan,  maka  kuputuskan  saja  untuk  berinteraksi
            dengan pengamen itu, pengamen dengan celana SMA dan rambut
            berombak.

                    “Jadi…,”
                    “Kau sudah ingat?” wajahnya sumringah.
                    “Ya, ya, ya. Aku ingat!”
                    Kulihat  raut  wajah  bahagianya,  “Ingat  kan?”  katanya  lagi,
            “Setelah itu kubuntuti dirimu, haha!” Dia kemudian tertawa.
                    Aku  bergidik.  Sikapnya  kali  ini  malah  membuatku  takut.
            Adakah  cara  agar  aku  bisa  menghindarinya?  Tiba-tiba  saja

            keringatku  mengalir  deras.  Dia  membuntutiku?  Sampai  mana?  Oh
            Tuhan,  ini  terasa  mengerikan  bagiku.  Tapi  aku  berusaha
            menampakkan diri tenang.
                    Kulirik jam, sedikit tenang melihat waktu menunjukkan pukul
            13.00.  Tapi,  mana  pengawas?  Gelisah  aku  menunggu.  Mataku
            kemudian menatap liar berusaha mencari Resi, barangkali aku bisa

            mencari  alasan  untuk menghindari  pengamen  itu,  atau  sosok  Bara
            pun tak masalah.
                    “Hei, kamu kenapa bisa ujian paket C?”
                    Dia   kembali    mengejarku    dengan    tanya.   Aku
            memperhatikannya,  tapi  mengeluarkan  sikap  diam.  Lama  aku
            menunggu  sampai  akhirnya  pengawas  datang.  Lega  kurasa.
            Akhirnya  bisa  kuhentikan  semua  pembicaraan  ini.  Pantas  saja  dia

            selalu memperhatikanku, rupanya dia ingat aku jelas. Aku menyesal.

                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  132
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138