Page 129 - 2B
P. 129

2B


                    Percakapan  menarik  di  sela-sela  ujian.  Banyak  anak  yang
            kemudian tertawa atau ikut memandangnya ragu, tak terkecuali juga
            teman-teman sekolahku dan sekolahnya.
                     “Ya  menghitung  soal  ini!”  Anak  itu  masih  keukeh  dengan
            keinginanya.
                    Salut,  yah  sedikit  salutlah  aku  padanya.  Anak  ini  berhasil

            membuatku heran memandang dua pengawas di depan.
                    “Sudahlah,  kamu  duduk  saja  di  sana,  tunggu  kunci
            jawabannya.”
                    Jawaban  yang  sungguh  menyakitkan,  serasa  sangat
            diragukan. Laki-laki itu pun putus asa. Di sekelilingnya, banyak tawa
            yang  kemudian  menggema.  Sahut-menyahut  kemudian  terdengar,
            ada yang bilang, “Buat apa hoy?”, “Belagak Lu!”, “Haha.. capek deh!”

                    “Ya  buat  usaha  dong  Bu!”  Gerutunya  kemudian.  Tak  lupa,
            dia kembali memandangku.
                    Uh? Kenapa harus selalu memandangku?

                                             ***
                    Kemana kau?


                    Kukirim  pesan  singkat  itu  kepada  Bara.  Kuperhatikan
            sekeliling ruangan. Harusnya ada 15 anak sekarang. Kemana yang
            lain? Dalam hati aku bertanya. Kulihat di ruang itu hanya ada 4 anak
            termasuk aku.

                    Di rumah Bit



                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  128
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134