Page 126 - 2B
P. 126

2B


            Yang  mana  dari  kelima  abjad  itu  yang  harus  kupilih  pada  setiap
            soal?  Terlalu  bingung  aku  memikirnya  hingga  kunci  yang  sempat
            kusalin, kugunakan dengan leluasa.
                    “Bagai simalakama,”
                    Aku mengernyit, kukenal baik suara orang ini. Bara. Kutoleh
            ke arah kiri, di depan pintu yang tak jauh dari tempatku duduk, Bara

            berdiri.  Dia  memperhatikanku,  menatapku  dengan  sorot  mata
            meminta pengertian.
                    “Jika  dimakan  ibu  mati,  jika  tidak  diambil  ayah  yang  mati,”
            Bara meneruskan perkataannya.
                    Simalakama,  semua  tahu  peribahasa  itu.  Peribahasa  yang
            menggambarkan kondisi serba salah. Tapi kali ini aku diam. Jelas,
            aku  pun  tak  ingin  mengulang  peristiwa  lalu,  bertengkar  dengannya

            dengan perdebatan yang tak ada habisnya.
                    “Kau  pasti  bimbang.  Kemampuan  tiap  anak  memang
            berbeda.  Ada  kalanya  anak  itu  pandai  pada  perhitungan,  namun
            ternyata tak pandai pada bahasa. Kita terlalu dijejali mata pelajaran
            UN, aku mewajari kita yang tak kuasa pada PKN.”
                    Aku  menghembuskan  nafas  berat  mendengar  setiap  apa

            yang  keluar  dari  mulut  Bara.  Aku  menyesal  telah  menggunakan
            kunci jawaban itu. Apa bedanya jika kemudian kali ini aku tidak jujur?
            Serasa  sia-sia  pertahananku  pada  ujian  nasional  dulu.  Rupanya
            kejujuranku kembali  diuji,  tak  berhenti  sampai  disitu.  Dan  kali  ini…
            aku kalah!

                                          ***



                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  125
   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131