Page 38 - 2B
P. 38

2B


                                     CHAPTER  4


                    Sengaja  kuhentikan  kakiku  di  gerbang  sekolah.  Aku
            menunduk, kutekuri tanah yang sudah tertutupi semen di sekolahku
            tersebut.  Aku  menunduk  bukan  karena  ku  terpana  pada  tanah.

            Hanya  saja,  aku  merasa  ini  dapat  membuatku  lebih  meresapi
            keadaan  yang  ada.  Ini  hari  H,  hari  mendebarkan  yang  sudah
            ditunggu  lama.  Ini  hari  H,  hari  di  mana  saatnya  bertempur
            mengerahkan segala kemampuan yang ada. Ini hari H, hari di mana
            aku  dapat  menuangkan  isi  kepala.  Sudah  berapa  lama  otakku
            kujejali  hal  yang  berkenaan  dengannya?  Dengan  segala  pernak-
            pernik ujian nasional.

                    Entahlah, dan aku pun tak tahu mengapa ujian nasional bisa
            menjadi hal yang menakutkan. Ujian nasional, serasa monster yang
            siap menerkam, namun kami harus melawan. Ujian nasional, serasa
            hantu  yang  terus  menerus  menghantui  sepanjang  waktu.  Ujian
            nasional, serasa sungai penuh buaya yang harus kami seberangi.
                    Ujian nasional. Selalu aku berpikir keras akannya. Termasuk

            segala hal yang menjadi mengecewakan. Untuk melaluinya, teman-
            temanku berusaha keras seperti halnya aku. Bahkan pihak sekolah
            pun  membanting  otak  memikirkan  bagaimana  caranya  agar  kami
            lulus.  Guru-guru  mengerahkan  segala  tenaga  untuk  mengajar,
            memberikan tambahan dan mencarikan motivasi. Jika itu tak cukup,
            apapun yang bisa dilakukan akan dilakukan agar semua lulus.






                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  37
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43