Page 40 - 2B
P. 40
2B
“Aku tak punya cara lain lagi, jadi kau pun harus lulus! Kau
harus lulus! Kuharap kau ikut strategi kami! Ingat akan nilai
Fisikamu, Bit!”
Lagi-lagi, dia mengingatkanku pada angka 25 itu! Hatiku
menciut, mungkin sekarang sedang mengkerut. Tak usah
mempedulikanku, ingin sekali kulontarkan kata-kata itu. Tapi dia
sama sekali tidak mempedulikanku. Dia hanya mempedulikan
nasibnya, juga nasib yang dia katakan atas nama “reputasi”.
“Bit, aku tahu mungkin seharusnya aku tak meragukan
kemampuanmu. Tapi aku hanya tak ingin mengambil resiko. Bisakah
kau ikut strategi kami? Akan kuberikan jawaban yang benar padamu!
Oke, jika kau mau jujur pada ujian ini kupersilahkan. Tapi kumohon
tidak untuk Fisikamu. Aku benar-benar mengkhawatirkan nilai
Fisikamu.”
Sekujur tubuhku terasa panas dibuatnya. Bara, kau! Hanya
dapat mengumpat dalam hati.
“Tidak!” Tegas kemudian aku berkata, “Aku tetap ingin lulus.
Tenang saja! Tak pernah ada keinginanku untuk tidak lulus. Aku
akan berjuang dengan caraku sendiri.”
Aku penat. Segera saja kutinggalkan dia kala itu. Cukuplah
ujian ini benar-benar membuatku dan teman-temanku memutar otak
berjuta kali dalam 180 derajat. Berbagai cara sudah terlihat pada
mereka. Doa penuh harap pun terasa lebih banyak dipanjatkan. Raut
ketakutan untuk menghadapi ujian nasional juga jelas tersirat di
wajah seluruh siswa. Semua untuk ujian nasional.
“Bit, kok bengong di sini? Ayo ke kelas!”
Maulida Azizah & Ummu Rahayu 39

