Page 45 - 2B
P. 45
2B
Aku mencari artikel tips-tips menghadapi ujian di internet.
Katanya, sehari sebelum ujian sebaiknya aku refreshing. Kulakukan,
tapi hanya satu sampai dua jam saja. Ujian seolah menjadi arwah
gentayangan yang selalu membuntutiku jika aku tak menghabiskan
waktu dengan belajar. Rutinitas mengkonsumsi kuning telur ayam
kampung sejak seminggu sebelum ujian juga kulakukan. Kata Si
Artikel, kandungan di dalamnya dapat mengembangkan daya ingat.
Yang tak kulakukan adalah berolah raga di pagi hari sebelum ujian.
Memori segar setelah sholat Subuh sayang kalau tidak digunakan
untuk belajar.
Sepertinya, perjuangan seperti itu hanya bagiku, tidak bagi
teman-temanku. Ketika aku berjalan di koridor menuju ruang ujian,
beberapa orang berkumpul. Tangan-tangan mereka sibuk menulis
pada sebuah kertas. Sebagian memencet tombol-tombol
handphone-nya. Yang jadi masalah bagiku adalah ukuran kertas
yang mereka gunakan, tak lebih dari 10 senti baik panjang maupun
lebarnya. Sebagian menulisi di telapak tangan. Ah, tak usah ditanya
apa yang sedang mereka lakukan. Seorang teman dirubung,
dipercaya sebagai pembawa kunci keberuntungan ujian.
“Apa yang kalian lakukan?” nada bicaraku tidak tepat jika
disebut bertanya, tetapi mengingatkan. Tadi pagi memang sudah
kupergoki mereka, melakukan hal yang sama. Entah mengapa kali
ini lebih berani aku berkata.
“Apa lagi?” jawab seseorang sembari sibuk menyiapkan
kertas. Dia lalu masuk ke dalam kerumunan, mencari yang sudah
selesai mencatat kunci jawaban.
Maulida Azizah & Ummu Rahayu 44

