Page 36 - 2B
P. 36

2B


            di  saat  deadline  mendekat,  di  saat  detik-detik  pengumpulan  tugas
            tiba, dia datang menyemangatiku.
                    “Hei, jangan putus asa!”
                    Saat itu aku sudah menekuk wajah, menahan air mata. Aku
            sudah tak sanggup untuk menyelesaikannya. Detik itu terus berjalan
            dan seketika kuputuskan untuk berhenti. Percuma! Tak akan cukup

            waktu aku mengerjakan semuanya.
                    “Aku  juga  belum  selesai,  Bit,”  katanya  kemudian,  “Tapi
            bukan berarti kita berhenti.”
                    Aku tersentak, kudengarkan dia dengan seksama.
                    “Masih  ada  waktu.  Jangan  kau  biarkan  sisa  waktu  ini
            terbuang percuma!”
                    Kembali  kucermati  perkataannya.  Aku  terlanjur  dibuat

            gelisah  dengan  waktu,  dengan  prediksi  yang  belum  tentu  benar
            adanya.  Masih  ada  waktu,  benar  juga.  Kenapa  kemudian  aku
            berputus asa?
                    Bara  masih  santai  dengan  tugasnya.  Tangannya  bergerak
            lincah sembari berpikir keras dengan buku-buku di depannya.
                    “Sudah, sana kau kerjakan! Jangan menangis dulu sebelum

            selesai! Satu jam lagi dikumpulkan!”
                    Aku  kembali  tersentak,  kulanjutkan  tugasku  sembari
            kemudian  berdiskusi  dengan  teman-temanku  yang  juga  bernasib
            sama.
                    Bara, ingat sekali aku akan semua pesan-pesan yang dulu
            kau  berikan.  Tapi,  kenapa  sekarang  kau  mulai  berubah?  Aku  tak
            akan  putus  asa,  seperti  pesanmu  dulu  kau  sampaikan.  Aku  akan

            berjuang  meningkatkan  nilai  fisikaku,  mata  pelajaran  yang

                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  35
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41