Page 67 - 2B
P. 67
2B
Begitu juga dengan dirinya yang memberikanku berbagai macam
brosur bimbingan belajar. Tidakkah itu berarti ia ingin aku melewati
ini dengan sungguh-sungguh?
Aku menarikan lagi pensil 2B pada lembar buramku.
Kutemukan beberapa jawaban. Kupilih apa yang mendekati hasil
perhitunganku. Pengawas kembali menekuri handphone-nya. Apa ini
kesempatan selanjutnya? Tidak, itu hanya kesempatan bodoh.
Kuucapkan bismillah dan sholawat saat menghitamkan, termasuk
pada jawaban yang sama sekali tak dapat kukira-kira. Setidaknya
aku masih berpeluang benar, toh, tak ada pengurangan nilai untuk
jawaban salah.
“Lima menit lagi!”
Kata-kata itu disambil riuh oleh isi kelas. Kepanikan
memuncak. Suara kertas-kertas terdengar, entah karena dilempar
atau ditukar dengan kawan lainnya. Beberapa kali kurasa sandaran
kursiku digoyang-goyang, tanda kawan di belakangku membutuhkan
bantuan. Aku menoleh, saat dia acungkan beberapa jarinya, aku
berbalik tanpa kembali berbalik.
Saat-saat yang dinantipun tiba, saat yang tak diharapkan
namun juga diharapkan. Tak diharapkan bagi yang masih penasaran
dengan perpanjangan hitungannya, menemukan misteri-misteri
jawaban soal Matematika ini. Diharapkan, agar detik-detik
meresahkan ini segera berakhir sehingga bisa dilanjutkan dengan
kata-kata pasrah. Aku berada pada keduanya. Waktu lima menit
kugunakan untuk melanjutkan soal sulit termudah, berharap
menemukan hitam yang lebih mendekati benar. Pada menit terakhir
Maulida Azizah & Ummu Rahayu 66

