2B
Aku menyenggol Eni, “Eni, ayo kita pulang.”
“Heh? Bagaimana dengan biji zarah?”
“Sudahlah, yang penting kita harus belajar fisika. Terima
kasih, Pak. Saya permisi.”
“Mari, mari, Nduk.”
Aku menyeret Eni yang pikirannya kutahu masih dipenuhi
dengan biji zarah.
Maulida Azizah & Ummu Rahayu 71