Page 81 - 2B
P. 81

2B


                    Air   mengucur   segar    ke   wajahku,   membantuku
            mengembalikan  setengah  jiwaku.  Kini,  dapat  kurasakan  tubuhku
            menerima kembali dunia nyata. Jelas kurasakan apa yang berada di
            sekitarku. Aku kembali pada kesadaran  hingga sadarnya  aku akan
            satu hal. Memoriku pandai berputar, mengantarkanku pada ingatan
            yang  baru  saja  terjadi.  Mimpi  itu?  Tiba-tiba  aku  tercekat  sendiri

            dibuatnya.  Hatiku  menjerit  mengingatnya.  Hingga  lemas  aku
            karenanya,  tak  kuasa  lagi  aku  melanjutkan  apa  yang  hendak
            kulakukan.

                                          ***

                    Sudah  sebulan  berlalu  sejak  ujian  nasional.  Sebulan  cepat

            kulupakan segala berhubungan dengan ujian nasional dulu. Aku tak
            mau diresahkan, hingga benar-benar kulupakan segala tentangnya.
            Tapi,  kali  ini  aku  tak  mungkin  untuk  tak  resah.  Bagaimana  caraku
            untuk  mengontrol  hati?  Sungguh,  tak  ada  ketenangan  yang
            menghampiri  jiwa.  Apalagi  jika  kuingat  mimpi  tadi  malam  jelas
            menerpa. Tapi, bukankah itu hanya mimpi? Kenyataan sebenarnya

            belum kuhadapi. Aku masih tak tahu apa yang terjadi. Harapan lulus
            itu masih dapat dirasakan.
                    Segera  saja  kuperhatikan  gagang  telepon  yang  berada  di
            pojok  ruang.  Berkali-kali  aku  bolak-balik  kamar  hanya  untuk
            melihatnya.  Gelisah  hatiku.  Tak  percaya    telepon  itu  masih  tak
            mengeluarkan  dering  mengganggu  telinga.  Tapi,  itulah  harapanku
            saat ini. Telepon itu tak akan berdering hari ini.




                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  80
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86