Page 80 - 2B
P. 80

2B


                                     CHAPTER 8


                    Arra dan Zein berbisik. Kulihat jarak mereka menjadi sangat
            dekat.  Sesekali,  mata  mereka  melirikku,  kemudian  menunduk
            gelisah. Sesekali mereka pun saling senggol-menyenggol. Di tangan

            Zein,  secarik  kertas  terlihat  lecek.  Aku  yang  berada  di  depannya,
            memandang dengan heran. Saat itu kami berdiri di koridor sekolah
            dengan mata yang kemudian beradu.
                    Tak ada suara yang terdengar, tak  ada suara yang  keluar.
            Aku  berdiri  dengan  wajah  bertanya-tanya.  Sebenarnya  ingin  sekali
            kulontarkan  banyak  tanya.  Ada  apa?  Mengapa  Arra  dan  Zein
            menatapku  gelisah?  Ada  apa  dengan  gelagat  aneh  mereka?  Tapi

            suara seperti begitu enggan untuk menampakkan diri.
                    Masih dalam seribu diam, masih dengan mata beradu. Lama
            adegan  itu  terjadi  hingga  kemudian  aku  tercekat.  Secarik  kertas
            yang  ada  di  tangan  Zein  tertulis  namaku  jelas.  Secarik  kertas  di
            tangan Zein adalah sebuah daftar nama siswa yang tidak lulus ujian
            nasional. Jadi?


                    Perlahan  aku  membuka  mata.  Kurasakan  tubuh  lemasku
            masih menempel pada kasur. Mataku yang masih sipit kuedarkan ke
            segala  penjuru  ruang.  Benda  pertama  yang  kuperhatikan  tentu
            adalah jam. Kuperhatikan lamat-lamat dan kemudian ber  oh dalam
            hati  karena  waktu  masih  menunjukkan  subuh  dini  hari.  Aku
            membangunkan diri, beranjak dengan tubuh masih setengah jiwa.




                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  79
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85