Page 7 - Panduan Peningkatan Kebermaknaan Hidup dalam Pencegahan Pelanggaran Lalu Lintas Menggunakan Teknik Modeling Setting Kelompok
P. 7
Sedangkan jumlah pelanggaran lalu lintas mengalami kenaikan sebesar
22,23% yaitu tahun 2018 sebanyak 123.256 kasus lebih besar dibandingkan
pada tahun 2017 sebanyak 101.003 kasus (Republika 2019).
Data pelanggaran lalu lintas di Provinsi Sumatera Barat khususnya
Kota Padang selain meningkat juga didominasi oleh kalangan pelajar, ini
dibuktikan dari data yang dikutip dari Antaranews Sumbar yang
menyatakan bahwa pelanggaran lalu lintas paling banyak didominasi
oleh kalangan pelajar atau mahasiswa hal ini sesuai dengan pernyataan
Kapolda Sumbar yang mengatakan rata-rata korban pelanggaran lalu
lintas di tahun 2019 saat ini masih didominasi oleh para generasi millenial
atau yang berusia 17-35 tahun dikarenakan tidak mematuhi aturan lalu
lintas saat berkendara (Primadoni, 2019).
Fenomena di atas menggambarkan bahwa kurangnya arti
kebermaknaan hidup pada diri remaja, dikarenakan kebermaknaan hidup
sendiri adalah penghayatan individu sejauh mana hidupnya berguna dan
berarti (Bastaman, 2007). Kebermaknaan hidup sendiri dapat diwujudkan
dalam sebuah keinginan menjadi orang yang berguna bagi orang lain
apakah itu anak, pasangan hidup, keluarga dekat, komunitas, negara dan
umat manusia (Anggriany, 2006). Pentingnya kebermaknaan hidup bagi
siswa akan dapat mengarahkan perilakunya kearah yang lebih baik.
Namun, hilangnya makna hidup akan membuat remaja tidak memiliki arah
dan tujuan yang jelas dalam hidupnya, mereka tidak tahu apa yang harus
dilakukan (Mazaya & Supradewi, 2011), kehilangan minat, bosan, merasa
hidupnya tak berarti dan apatis (Ghozali, 2019).
B. Panduan layanan
1. Rasional
Gambaran awal dalam pengembangan panduan dilihat dari
fenomena yang ada di lapangan dan urgensi dari bimbingan dan
konseling setting kelompok itu sendiri yang berguna untuk
meningkatkan kebermaknaan hidup dalam pencegahan
pelanggaran lalu lintas siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh dapat dilihat bahwa masih ada siswa mempunyai
kebermaknaan hidup berada pada kategori rendah. Hal ini bisa saja
menjadi penyebab siswa melakukan pelanggaran lalu lintas yang
dapat membahayakan diri siswa itu sendiri maupun pengguna jalan
lain.
Panduan bimbingan dan konseling setting kelompok disusun agar
bias digunakan oleh Guru BK/Konselor untuk meningkatkan
kebermaknaan hidup dalam pencegahan pelanggaran lalu lintas
siswa. Panduan ini diharapkan juga bias memberikan pemahaman
kepada siswa tentang pentingnya untuk melakukan peningkatan
Page 3