Page 71 - _Manusia_dan_Sastra_Fix-Antologi_Cerpen
P. 71

sudah  tak  kuat  menanggung  beban  yang  ditimpakan

           kepadaku.

                 Oleh  tuhan,  aku  dipersiapkan  untuk  menjadi  juru
           seleksi untuk memilah manusia mana yang pantas masuk ke

           dalam  surga-Nya.  Sekilas  tugas  itu  nampak  ringan,  aku
           menerimanya dengan tanpa beban, aku pikir ini tugas mulia

           dari  tuhan.  Ya,  ini  adalah  kesalahan  dari  kebodohanku
           sendiri. Hanya tuhan yang maha pandai.

                 Maka  dibuatlah  sandiwara  antara  aku  dengan  tuhan.

           Melalui seruan untuk bersujud  itulah tugasku  dimulai.  Aku
           memainkan peranku dengan baik, sampai manusia percaya

           dan  yakin  jika  tak  ada  kebaikanpun  dalam  diriku.  Dan  ini
           akan berlangsung sampai hari perhitungan tiba.

                 Masih ingat buah larangan? Buah yang konon tak ada

           seorangpun  yang  boleh  mendekati  apalagi  memakannya.
           Buah yang menyebabkan nenek moyang kalian terusir dari

           surga.  Apakah  kalian  percaya  jika  aku  yang  membujuk
           mereka untuk memakannya?

                 Aku bertanya kepada kalian, lebih dulu mana peristiwa

           pembangkanganku  kepada  tuhan  atas  perintahnya  untuk
           bersujud  kepada  adam  dan  hawa  dengan  peristiwa

           termakannya buah larangan itu ha?
                 Ya, tentu saja pembangkanganku terjadi lebih awal, itu

           terjadi  beberapa  saat  setelah  adam  dan  hawa  tercipta.
           “Manusia dan Sastra” Antologi Cerpen Teater Getir UNSIQ

                                                                            71
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76