Page 69 - _Manusia_dan_Sastra_Fix-Antologi_Cerpen
P. 69
adalah sebuah kesabaran tingkat tinggi. Aku sendiri tak
mungkin sanggup menanggung beban itu.” Ujarnya.
Sesaat kemudian ia berkata demikian, “manusia sudah
salah dalam memandang kehidupannya. Ia gemar meniru
sesuatu yang bukan dari dirinya. Ia hampir menjadi bukan
dirinya sendiri.”
“Bagaimana maksudmu?” tanyaku tak paham.
“Karena seringnya diajari untuk meniru kebaikan dari ini
itu, maka ia lupa untuk menjadi seperti layaknya manusia.
Manusia gamang dalam memandang dirinya sendiri. Maka
begitulah, hasil pikiran mereka salah-salah, begitu pula laku
hidupnya.”
“Hubungannya denganku?”
“Karena gamang dan rasa superioritasnya atas
makhluk lain, maka yang paling bertanggung jawab atas
kegagalan mereka dalam memahami kehidupan adalah
setan. Dan memang tabiat setan adalah mengajak manusia
untuk melakukan tindakan menyimpang. Dan itu sesuai
dengan yang tertulis dalam kitab suci agama manapun.”
“Hal ini berlangsung terus-menerus hingga menjadi
sebuah kebenaran yang mutlak.” Ujarnya.
“Itu tidak adil!” jawabku. “Perlu kau ketahui wahai
manusia, dalam kerja-kerja penghasutan kami, ada banyak
“Manusia dan Sastra” Antologi Cerpen Teater Getir UNSIQ
69

