Page 59 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 59

GERBANG TERAKHIR

       Ibrahim



       Tengah malam. Badrun terbangun. Pintu kamarnya ter-

           kuak oleh tlupan angin kencang yang menerobos masuk,
        memporak-porandakan isi kamarnya. la berbalik ke samping
        mencari istrinya yang tad! berbaring di sislnya. Tidak ada.
        Wajahnya pucat dan jantungnya berdetak sangat keras. Di-
        nginnya angin malam tak mampu menyumbat pori-porinya
        hingga keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya. la ke-
        bingungan.  Mendadak,  Badrun  mendengar  suara  yang
        menggema di seia angin, seakan turun dari langit.
             "Hai, Badrun. Bangkit dan berjalanlah ke arah barat. Di
        Sana ada negeri abadi. Di gerbang terakhir, istrimu  me-
        nunggumu." Lalu, suara itu hilang. Badrun bangkit mencari
        sumber suara aneh. Gorden jendela disibaknya. Tidak ada
        siapapun ditemuinya. Lantas, ia  berteriak keras. Suaranya
        terdengar lantang.
             "Siapa kau? Tunjukkan wujudmu! Kembalikan istriku!"
        Suaranya melengking bersama angin yang merambat. Tidak
        ada jawaban. Perlahan tiupan angin reda. Suasana kembali
        hening. Hanya suara cecak yang merayap di dinding sesekali
        terdengar memecah keheningan. Di tepi tempat duduk ia
        duduk memejamkan mata. Mencoba menenangkan pikiran-
        nya. Tapi, ketika ia membuka kelopak matanya, keanehan
        kembali teijadi. Keadaan kamar yang tadinya  berantakan
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64