Page 60 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 60

49



            oleh tiupan angin kencang kini berubah menjadi rapi kem-
            bali. Lukisan, jam binding, dan hiasan kamar lainnya yang
            tadi jatuh ke lantai, tampak tergantung seperti semula. la
            menggosok-gosokkan kedua matanya mencoba memperte-
            gas penglihatannya. Lantas, mengalihkan pandangannya ke
            sudut kamar. Buku-buku yang tadinya bertebaran tampak
            tersusun dengan rapi di atas meja. Seperti tak pernah ter-
           jadi apa-apa. Aneh. la merasakan tenggorokan kering. Laiu,
            meneguk habis segelas air  putih  yang tadi disediakan is-
            trinya sebelum mereka tidur. Ke mana Zaidah? Badrun ber-
           tanya kepada dirinya sendiri.
                 Seperti ada kekuatan gaib yang menggerakkan tubuh-
            nya. Badrun bangkit, lantas meiangkahkan kakinya ke luar
            rumah. la berjalan ke arah barat menembus gelapnya ma-
           lam. Kemudian, bayangannya hilang di baiik kabut.
                 Sudah jauh Badrun berjalan meninggalkan rumah dan
           desanya. Slang itu, ia  telah  berada di tengah  hutan  be-
           lantara. Sunyi, hanya kicau burung yang terdengar meleng-
            king melintas di antara pohon-pohon besar lalu hinggap dari
           dahan ke dahan. Setelah beristirahat sejenak, ia kemudian
            melanjutkan petjalanannya menyusuri lembah, menapaki te-
            bing dan jurang. Menembus gumpalan kabut di lereng-le-
           reng bukit. Senja hari, setelah menempuh perjalanan yang
           amat melelahkan, Badrun tiba di atas puncak sebuah bukit.
           Matahari senja bagaikan piringan merah raksasa yang mem-
           bara di balik bukit-bukit tinggi menjulang langit. Cahaya me-
           rahnya semburat menyapu jagad raya.
                 Badrun merasa dirinya asing di antara kabut yang tu-
           run  pada kesunyian  bukit-bukit. Di  bawah bukit, terlihat
           hamparan bangunan kuno yang berderet teratur dlkitari din-
           ding tembok yang tinggi. Tampak pula sebuah menara yang
           menjulang tinggi menunjuk langit dengan kukuhnya. Pun-
           caknya berkilat-kilat memancarkan cahaya keemas^emasan
           karena pantulan matahari senja. Bangunan a pa itu? Batin
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65