Page 62 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 62

51



           dalam hati. la mengalihkan pandangannya pada tulisan yang
           terakhir. Gerbang kesepuluh terukir jelas di sisi lubang yang
            berbentuk  pantat. Inikah  gerbang terakhir? Pikirnya  lagi.
           Perlahan la  masuk ke dalam lubang kesepuluh. Satu lang-
           kah, dua langkah, tiga langkah. Wow! Alangkah Indah pe-
            mandangan yang dilihatnya di luar sana. Sebuah istana yang
            megah berdiri kukuh. Berdinding emas, permata, dan ber-
           lian. Badrun merasa berada dalam negeri antah-berantah.
                 Dari dalam istana, Badrun melihat Orang-orang keluar
           membentuk barisan dan bergabung dengan rombongan yang
           berbondong-bondong menuju ke barat. Makin lama barisan
           itu  makin panjang. Beratus-ratus, beribu-ribu, bahkan ber-
           juta-juta orang yang mengenakan pakaian serba putih ber-
           jalan dengan langkah tenang menuju ke barat.
                 Matahari senja masih bersinar. Mereka terus melang-
           kah ke arah matahari biasa terbenam. Anak kecil, orang de-
           wasa, orang tua, laki-laki, dan perempuan menyatu jadi la-
           utan manusia yang terus mengalir tanpa berhenti. Orang-
           orang itu  terus  melangkah tanpa  membawa bekal  harta
           benda. Wajah orang-orang itu ada yang cerah dan ada yang
           cemasv Mereka seperti tidak berpikir lagi mengenai peker-
           jaan mereka sehari-hari. Semua orang itu memikirkan amal
           dan dosa  mereka, dibayangi  ketakutan, kecemasan, dan
           pertanyaan yang tak bisa terjawab tentang alam selain dunia
           ini. Langkah mereka menderap di antara debu yang beter-
           bangan menuju ke satu arah.
                 Matahari senja masih bersinar. Langkah mereka ter-
           henti pada sebuah padang luas tak berujung. Ketika rom
           bongan darl istana itu tiba, tak terhitung lagi berapa ratus
           juta orang yang telah lama tiba di sana^ Mereka berdiri di
           sepanjang pada luas itut Awan hitam menggulung-gulung
           seperti ingin  menghancurkam kehidupan. Semua orang itu
           mendongak ke langit seakan menunggu sesuatu dari atas
           sana.
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67