Page 83 - Microsoft Word - AA. Navis - Rubuhnya Surau Kami _Kumpulan Cerpen_
P. 83

"Sudah lama sekali, ya, kita tidak ketemu?" kata salah seorang setelah sama menopang
                   dagu ke pagar geladak kapal sambil memandang ke gelombang laut lepas.

                   "Ya, sudah lama sekali."

                   "Tiba-tiba saja kita telah menjadi tua."


                   "Meski begitu, kita tidak bisa betul-betul lupa."

                   "Memang."

                   Kayutanam, 6 Januari 1996


                                              Perempuan Itu Bernama Lara

                   Lama juga setelah perang usai Si Dali mencari-cari dengar dimana Lara. Pada waktu
                   dia hampir-hampir melupakannya, perempuan itu ditemuinya di Bandara Kemayoran.
                   Pada mulanya keduanya sama terpaku ketika saling pandang seperti tidak percaya
                   pada penglihatan masing-masing. Lalu keduanya saling menyongsong. Si Dali
                   mengulurkan tangan untuk bersalam. Sedangkan Lara mengembangkan kedua
                   tangannya untuk merangkul.Lalu mereka duduk bersisian sambil berbicara tentang
                   macam-macam hal tanpa menyinggung masa lalu yang telah jauh di belakang.


                   Seperti tiba-tiba saja suara panggilan untuk penumpang jurusan Surabaya terdengar.
                   Lara berdiri. Keduanya berangkulan lagi sebagai sahabat lama yang akrab. Kemudian Si
                   Dali bertanya: "Tadi kau bicara tentang bisnis. Kalau aku boleh tahu, bisnis apa?"

                   "Oh. Berdagang saja."

                   "Dagang apa?"

                   "Dagang apalagi kalau sudah terlanjur dari dulu. Aku dagang diriku sendiri." jawab Lara
                   dengan suara datar, seperti padanya tak lagi ada emosi.

                   Si Dali terhempas duduk ke kursinya lagi. Matanya nanap memandang Lara yang kian
                   menjauh. Tiba-tiba dia seperti kenal betul beda sosok perempuan seperti Lara dengan
                   perempuan karir atau perempuan rumahtangga. Seorang laki-laki yang tidak
                   dikenalnya, yang duduk pada kursi di belakangnya bertanya: "Anda kenal dia juga,
                   rupanya?"

                   "Dia isteri komandan kami. Kapten. Meninggal dalam pertempuran dulu." kata Si Dali
                   seperti kepada diri sendiri.

                   "Coba kalau aku tahu sebelumnya......" kata laki-laki itu tanpa melanjutkan.

                   "Mengapa?"

                   "Tak apa-apa. Akupun kapten dulunya." kata laki-laki itu seperti orang baru melewati
                   tanjakan.
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88