Page 13 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 13

Antologi Cerpen Remaja


        langan Mbak VViji sedetik lebih cepatdariku.
               "Hanya kenang-kenangan!" kataku malu.
               "Ooo...  untuk  Mas Dedi?" canda  Mbak  Win
        menggodaku.
               "Jadi kamu serius?  Mbak Win sih tidak masalah, tapi
        kamu hams ingat, dia itu pasien mbak, pasien Rumah Sakit Jiwa
        yang kapan pun bisa berubah. Yah, sekarang dia baik, bisa jadi

       satujam lagi atau mungkin besok dia ngamuk. lya kan?"
              "Mbak Win, jangan bicara seperti itu ah, kan mbak sendiri
        yang bilang, kalau Mas Dedi itu tidak gila, dia hanya tertekan!
        Lagipula  andaipun  memang jiwanya  terganggu, dia  juga
        manusia seperti kita, iya kan Mbak? Pokoknya Arin tidak suka
        Mbak Win bicara seperti itu!"
               Mbak Win hanya tersenyum mendengar penjelasanku
       baru saja.
              "Mbak tidak menyangka kamu bicara seperti itu"
               Aku sendiri tidak menyangka aku bisa bicara seperti itu.
       Tapi memang benar, sekalipun Mas Dedi gila atau tidak, Mas
       Dedi ya Mas Dedi. Sama seperti kita, dia juga manusia. Begitu
       pula dengan pasien-pasien yang lain.
              Jam  menunjukkan  pukul 00.00  WIB.  Gemerisik
       dedaunan sangat terdengar, seolah menyapa seluruh sampah
       yang ada di atas ruangan ini.  Mbak Win sudah tertidur dari
       sepuluh menit yang lalu. Aku tidak bisa tidur. Entah mengapa
       dunia begitu asing bagiku. Ada siang ada malam. Ada pagi ada
       sore.  Ada orang gila, ada juga orang waras.  Mengapa tidak
       dibuat gila semua atau waras semua. Agar tidak ada perbedaan
       di sana-sini.  Maklum, baru kali ini aku mengenal dunia yang
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18