Page 15 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 15

Antologi Cerpen Remaja

               "T ubu hn\a hangus..
               Kata-kata  Mbak Win yang pelan, membuat tubuhku
        kehilangan kekuatan.
                Baru saja  dari pihak keluarga sudah inembawanya
        pulang dan dia akan dimakainkan di tempat kelahirannya" lanjut

        Mbak Win.
               Aku sudah sering mendengar kenyataan seperti ini,

        pasien saling membunuh antar pasien. Tapi, kali ini... tiba-tiba
       aku merasa seluruh syaraf yang ada di tubuhku berhenti
        berfungsi.  Aku bisa mendengar semua ucapan Mbak Win,
        melihat lalu lalang orang dan ... entahlah!  Yang kurasakan
       semuanya buyar.
              "Mbak.. besok pagi, Mas Dedi pasti kesini" ucapku lirih
       sedetik sebelum aku benar-benar tak bisa merasakan apa-apa
       lagi. Aku tidak percaya akan semuanya.
               Aku yakin, Mas Dedi belum mati. Besok pagi dia akan
       datang dan mengucapkan terima kasih atas lukisanku. Ya Mas
       Dedi belum mati.
              Gemerisik daun masih kudengar di atas sana, semilir
       angin, dan ... semuanya.  Hhh, masa SMA ku akan berakhir.
       Mama, Papa, Mbak Win... maafkan aku.  Mungkin aku akan
       menjadi pasien baru di Rumah Sakit ini. Menemani Tele, Mbak
       Win, dan yang pasti takdirku... Mas Dedi.
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20