Page 131 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 131

Antologi Cerpen Remaja


      bernada penolakan dan rasa sakit hati.
               Kuiasa kau berharap," aku teringat dengan kantung
      plastik yang terlihat setengah sengaja dijatuhkan tadi. Semua
      orang juga tahu kalau bunga-bunga sejenis itu hanya akan
      terlihat indah di atas pekuburan. Kini isi di dalainiiya telah
      menghiasi gundukan tanah di depanku. Pertanda bahwa masih
      ada orang yang mencintai jasad yang terkubur di dalainnya.
             Itobangkit. la mendahuluiku.
               Kau man ke  mana?" tanyaku sambil  terus
      mengikutinya.
             " Apa kau pikir aku akan bermalam di sini?"
             "Bukan itu yang kumaksud. Hey, bicaralah dengan nada
     yang agak enak untuk didengar."
              Bukankah setiap kali kau dataiig ke rumahku hanya
     untuk mendengarku bicara?" tanya Ito masih dengan nada yang
     sama. Dan juga langkah yang sama. Langkah yang cepat. Tapi
     akhirnya ia berhasil membuatku tertinggal. Ito pasti saja sudah
     biasa berjalan di jalanan seperti ini. Berbatu dan terkadang
     berlumpur.






             Aku masih  mengamati Teo. Kupikir Teo akan
     membutuhkanku jika pada akhirnya Ito masih saja menjadi Ito
     setahun yang lalu. Ya, aku masih mengamati Teo. Teo yang
     melangkah seperti Ito. Teo yang setiap kali terlihat mele wati gang
    sempit berlumpur dengan diapit dua buah tembok besar. Dan teo
     yang tiap bergumam selalu tak lupa menyebut nama Ito. Kulihat


    124
   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136