Page 129 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 129

Antologi Cerpen Remaja


              Masih tidak bicara. Ada atau tanpa Ito di sini rasanya
      sama saja. Hening. Mungkin ada atau tidak adanya aku di sini
      sekarang juga sama saja bagi Ito. Aku berhak merasa begitu
      kaiena sedari tadi hanya makam itu yang menjadi background
      kedua bola matanya.
              Kini kedua tangannya meraba papan yang tertancap
      tepat di ujungpusara. Dalampandanganku sepertinya Ito sedang
      mengeja dengan teramat pelan setiap huruf dan angka yang
      tertulis di sana. Sumirah, lahir 28-9-1966, wafat 5-8-2007. aku
      tidak  tahan  melihat  pemandangan seperti  itu.  Kualihkan
      pandanganku ke atas. Awan-awan terlihat berteman dengan Ito.
      Kenapa tidak berubah menjadi mendung hitam saja sehingga Ito
     akan segera bangkit dan itu akan menciptakankesempatan untuk
     bicara dengannya. Kuhembuskan nafas dengan agak berat.
     Kuletakkan kantung plastik itu di atas gundukan tanah di
     depanku.
             "Kudengar ibumu..
             "Meninggal karena tidak percaya putra satu-satunya
     tidak lulus ujian akhir SMA," Ito memotong kalimatku, tapi
     tatapan matannya hanya tertuju pada papan itu. "Apa lagi yang
     ingin kau ketahui? Akan kujawab pertanyaanmu dan setelah itu
     jangan pernah mengunjungiku lagi," Ito bicara.
              Sayangnya, aku ingin terus mengunjungimu. Karena
     kita adalah sahabat. Kurasa kau tidak terlalu bodoh untuk
     melupakan hal  itu.  Selama setahun ini  aku  mencoba
     mengingatkan hal itu padamu kalau saja kau lupa."
            Angin yang berhembus di tempat ini membuat suaraku
     agak sedikit kabur. Atau mungkin memang tidak ada keberanian


    122
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134