Page 124 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 124

itu  memberiku gambaran kalau sebenarn\ a Teo tidak ingin
            meneruskan menuruni tangga-tangga itu. la tidak ingin segera
            pulang. la ingin kembali ke lantaiatas. Kembali kesinggasananya
           sambil memandang kesemrawutan kota kecilnya. Duduk di
           tempat paling pojok di ruang kelasnya. Menurutku ia merasa
           akan segera gila kalau selalu teriiagat bahwa satu episode yang
           diberikan Tuhan padanya tidaklah menyenangkan. Tapi di luar
           itu persisnya aku tidak tabu. Aku tidak pernah bisa membaca
           pikiran Teo. Selama ini aku hanya mengawasinya dari tempatku
           dan ceritakan ini pada kalian. Dan kini aku akan biarkan Teo
           berkisah sendiri. Tentang sebuah episode dalam hidupnya.
                   Aku membetulkan letak kacamataku dengan telunjuk
           mengarah ke atas. Situasi ini butuh perubahan. Tapi bagaimana

           aku mengubah Ito, aku sendiri tidak pernah tahu.
                   Akhirnya kuketuk juga daun pintu rumah Ito setelah
           lama berdialog  dengan hatiku sendiri.  Kuputuskan bicara
           padanya untuk kesekian kali. Lebih tepatnya mencoba meminta
           maaf. Dan kuputuskan juga untuk menerima kebisuan Ito
           padaku seperti yang selalu kudapatkan sebelumnya.
                   Tapi kali ini juga seperti kemarin dan kemarimrya lagi,
           hanya wajah keriput ayah Ito yang menyambutku. Meski raut
           wajalmya terlihat sarat dengan beban hidup tetapi bagiku bisa
           memandang wajahnya sangatlah membahagiakan. Paling tidak
           ada seorang penghuni rumah itu yang mau menyambutku dan
           mengizinkanku menapaki lantai tanah di dalamnya.
                  "Pakdhe, bagaimana kabar Ito?"
                   Lelaki setengah baya di hadapanku itu kini semakin
           menunjukkan kerutan di dahinya. Mungkin ia  memikirkan

           Eplsor/e 2.... (llosiana Noor Jannah, SMAN 1 Oembong)       117
   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129