Page 120 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 120

'Tajar! kamu nggak boleh membenci Kakakmu. Dia sama
           sekali nggak bcrsalah," kata ibu sainbil menarik lenganku.
                  "Ibu  bilang  dia  nggak  salah?  Dia  kan, Bu, yang
           menyebabkan Ayah pergi! Dia kan yang menyebabkan kita

           miskin! Lalu dia seenaknya aja pergi dari runiah meninggalkan
           kita/'
                  Ibu menggandeng tanganku dan mengajakku ke dalam
           duduk di kursi  tamu. Kurasa ibu tak ingin  tetangga tahu
           permasalahan kami.
                  "Kakakmu sama sekali tidak bersalah. Ayahmu pergi
           meninggalkan  kita  semata-mata karena  urusan pribadi Ibu
           dengan Ayah. Kebetulan waktu itu tepat ketika pengumuman
           kelulusan Kakakmu. Ayahmu memang marah pada Kakakmu
           tapi bukan itu  penyebab Ayahmu pergi meninggalkan kita.
           Biarlah Ayahmu memilih jalan hidupnya sendiri," kata ibu.
           Sesekali ia mengelus rambutku penuh dengan kasih sayang.
                  "Tapi seharusnya Kak Zukhruf tidak pergi meninggalkan
           kita, Bu."
                  Ibu menoleh ke arahku kemudian memandang lurus ke
           depan mena tap TV yang sedari tadi menyala.
                  "Selama ini  Kakakmu  mengirimkan sejumah  uang
           kepada Ibu, uang sisa beasiswa tetap yang ia dapatkan dari
           sekolah  pesantremiya. Ia  juga  kerja  paruh  waktu  ketika
           sekolahnya libur.  Dan semua uang yang ia  kirimkan, Ibu
           gunakan untuk membiayai sekolahmu."
                  " Apa? Jadi selama ini Kakak yang membiayai sekolahku?
           Jadiselama ini..."
                  Ya Tuhan, ternyata mataku telah dibutakan oleh dendam


           Cahayahintcuig.... (Ari Mami, S.MAN 1 l^urwodadi)           113
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125