Page 117 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 117

Antologi Cerpen Reinaja


      bahkan satu trilyun tahun yang lalu."
             "Oya? Jika benar seperd ida, berard tak ada satu pun yang
      mau  menemaniku, walau  hanya sebuah  bintang  kecil?"
      Akhirnya aku membuka mulut. Kubiarkan kristal air mataku
      memecah, menyentuh pipiku.
             "Alam mengajarkan segalanya pada kita. Bintang telah
      mengatakan pada kita untuk selalu berjuang menghadapi takdir
     apa adanya. Karena kehidupan kita saat ini ditentukan oleh
      dndakan kita di masa lalu."
             Tiba-tiba dia terdiam sebentar. Kulirik ia. Tak kusangka,
     ia menyeka air matanya. Ya, mata yang selama ini kutakud telah
     menguraikanair matanya bersamaku.
            "Kehidupan kita ada di tangan kita sendiri. Kelak, kita
     akan menuai dari apa yang kita usahakan. Jika saja sepuluh tahun
     yang lalu bintang itu ddak bercahaya, sekarang pasti kita tak
     akan melihat cahayanya. Kakak baru menyadari semua ini
     se telah semuanya terlambathingga membuatmu menderita."
            "Aku dd..ddak  tahan dengan semua ini,  Kak. Kak
     Zukhruf sama sekali  nggak berhak  menasihatiku!" kataku

     sesunggukan.
            "Mengapa hidupku berubah seperti ini? Dan Kakak
     sendiri, apa yang Kakak lakukan selama ini? Mengapa Kakak lari
     dari permasalahan ini dan meninggalkan kami? Kakak adalah
     penyebab semua penderitaanku saat ini!" Diam menyelimuti

     kami berdua.
            Aku benar-benar  puas telah  melampiaskan segala
     ganjalan isi hatiku. Kurasa kata-kataku tadi telah membuatnya
     sakit melebihi sakit yang disebabkan hantaman tanganku ke


     110
   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122