Page 121 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 121

Antologi Cei'pen Reniaja

      yang tak jelas. Ternyata Kak Zukhruf bukan seorang pecundang.
      la telah berkorban banyak untukku. Sedangkan aku selama ini

      malah menvalahkamiva.
                 ^           J
              Bu, kapan Kak Zukhruf pulang? Aku ingin sekali
      meminta maaf padanya."
             Aku benar-benar menyesal. Jika saja Sukabumi tak jauh
      dari sini pasti aku akan menyusulnya.
             "Mungkin tiga tahun lagi dia akan pulang."

             Tiga tahun?
             "Setelah sampai di Ponpes Assalam, dia akan segera

                    ke Kairo, Mesir. Dia mendapatkan beasiswa kuliah
     di Universitas A1 Azhar, begitu katanya. Kakakmu sebenarnya

     cerdas. Dulu ia tidak lulus ujian mungkin karena tak tahan
      memikirkan keadaan Ibu dan Ayah waktu itu."
             Kak Zukhruf mendapatkan beasiswa ke luar negeri? Kak
     Zukhruf memang hebat. Aku jadi teringat matanya yang sering

     aku takuti, mata yang penuh dengan kewibawaan.
            "Bu, Kak Zukhruf titip  pesan sesuatu untukku apa
     nggak?"
            "Oh, iya. Tadi dia bilang kalau dia percaya sama kamu.
     Cuma itu. Fajar, kamu juga harus berjuang demi masa depaiamu
     seperti Kakakmu," nasihatibu seraya menatapku.
            Aku hanya mengangguk. Ibu pun kembali menatap TV
     yang sedang menyajikan acara telenovela.
            Ya, kini aku menyadari bahwa Kak Zukhruf mampu
     menjadi bintang yang tak hidup statis. Ia adalah bintang yang
     mampu untuk terus berputar melawan gravitasi kehidupan. Aku
     baru  menyadari bahwa selama  ini  dia  berusaha  untuk


     114
   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126