Page 123 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 123

Antologi Cerpen Remaja


















                           EPISODE 2

                           Rosiana Noor Jarinah


             Matahari sudah lelah berbincang dengan angin, karena
     semakin lama angin semakinbernafsu untuk berdiskusi, menjadi
      kencang dengan sendirinya, mengaburkan sinar yang sekuat
      tenaga  dipertahankan  sang  mentari agar  masih  bisa
      menunjukkan Teo jalan pulang. Awan-awan yang dari dulu
      hanya menjadi hnckgroiind langit itu lebih memihak angin untuk
      tidak berteman dengan bangsa manusia. la menghitam.
             Teo berhenti sejenak. Dibuangnya nafas berat untuk
     kesekian kali. Di hadapamiya melintang sebuah kaca besar. la
      pun melepaskan kacamata minusnya. Diusapnya debu yang
      menempel di sana dengan kain khusus yang selalu diletakkannya
     di saku baju. Tapi sekian lama ia berhenti dan berdiri di sana, aku
      melihat ia tidak tertarik untuk memandang sosok dirinya di
     dalam kaca. Mungkin akan ada ketakutan saat ia sadar kalau ia
      masih juga hidup. Yang kulihat hanya roman wajah teo yang
     terlihat lebih tua dari umurnya, juga kacamatanya itu, seakan
      menggambarkan kalau ia sangat penat menghabiskan usia. Kaca


     116
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128