Page 118 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 118

perubnya tadi pagi. Lirih tapi tegas, kukatakan bahwa aku sangat
           membencinva.
                   Aku segera pergi meninggalkannya bersama bintang-
           bintang yang ternyata cahayanya  tak pernah menemaniku.
           Ternyata mereka sama dengan dua pecundang itu, ayahku dan

           kakakku.






                  Kuputuskan  untuk  kembali  menemui teman-teman
           baruku siang ini. Sebuah markas geng Fredom telah di depan
           mataku. Dengan ragu, kuketuk piiiha yang dilapisi seng.
                  "Coy\" celetuk seseorang yangberdiri di belakangku.

                  "Gua kira Lo lupa sama kita. Akhirnya Lo datang juga.
           Gimana kristalnya kemarin? Enakkan? Pasti mau ininta lagi, kan?
           Udah, santai aja. Apa sih yang nggak buat, Lo," cerocosnya tanpa
           sela.
                  Apanya yang enak? Lihat wujudnya saja belum, apalagi
           merasakannya. Lagi-lagi semua uai gara-gara Kak Zukhruf.
                  "Teman-teman yang lain belum ke sini. Ayo masuk.
           Anggap aja ni rumah kedua, Lo," katanya lagi, tanpa memberiku
           kesempatan untuk berbicara. Dan kemudian, ia mengajakku
           masuk ke dalam markas.
                  Laki-laki itu  begitu semangat dan enerjik  walaupun
           badamiya kurus. Aku jadi ingat kata salah satu anggota Fredom
           yang lain dua hari yang lalu, "Lo akan merasakan energi yang
           hebat dengan mengonsumsi barang ini, walaupun Lo nggak
           makan beberapa hari." Mungkin hal itu memang benar.

           Ccihaya Wintcmg.... (,\ri Mami, SM.AN 1 PuiAvodadi)         111
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123