Page 115 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 115

Antologi Cerpen Retnaja


             KakZukhruf.
            "Maafkan, Kakak. Kakak telah membuatmu seperti ini.
     Kamu benar, semua salah Kakak. Jika saja dulu Kakak lulus ujian
     akhir  SMU, ayah  nggak  akaii  marah  dan  nggak  akan
      menyalahkan ibu, keadaan kita juga nggak akan seperti ini. Jika
      Kakak  tidak  membuat ayah  kecewa, ayah  nggak  akan
      meninggalkan kita. Kakak memang pecundang."
             Kata-katanya begitu lirih. Namun mampu kutangkap
     dengan jelas hingga memecahkan  kristal air mataku. Aku tak
      menyahut kata-katanya, aku tak ingin ia tahu aku menangis.
     Sepertinya ia telah menyadari kesalahaiuiya, setelah tiga tahun
     lebih melarikan diri ke penjara suci, meninggalkan ibu dan aku
     berjuang sendiri.
             la duduk di sampingku, sesekali ia menengadah ke atas
     melihat biiitang-bintang.
            "Dik," sapa Kak Zukhruf penuh dengan kasih sayang.
     Lama sekali aku tak mendengarnya. Ya, sepertinya ia benar-
     benar menyesal.
            "Kamu salah jika menganggap bintang-bintang itu statis.
     Mereka sama dengan matahari. bumi yang kita huni ini adalah
     planet kecil  dari  beberapa  planet  yang dimiliki  matahari.
     Sedangkan matahari hanya sebuah bintang dari sekian milyar
     bintang yang ada di Galaksi Bimasakti. Galaksi Bimasakti adalah
     salah satu galaksi dari sekian ratus juta galaksi yang ada di alam
     semesta. Bumi berotasi, juga berputar bersama matahari dengan
     seluruh gugusaii Bimasakti selama dua ratus dua puluh lima
     tahun sekali. Begitu juga galaksi lain. Dan ternyata, alam semesta
     ini juga tidak statis. la terus mengembang."


     108
   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120