Page 54 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 54

ini membuat Ibu marah besar.
                "Agi!!! Kamu ini apa-apaan! Mana ada nilai sejelek ini?!
         Semuanya pas dengan standar!" Ibu menunjuk-nunjuk isi raport
         yang memang kebanyakan berisi angka tujuh.
                "Agi kan udah bilang, Agi nggak minat masuk PSIA"
         kataku tak kalah berang.
                "Agi! Kenapa kamu nggak pernah sadar?! Ibu pengen
         yang terbaik buat kamu!"
                "Ibu malah membuat semuanya menjadi lebih buruk!
         Coba kalo Agi masuk PSIS, Agi nggak akan kayak gini. Dan pasti
          Agi akan jadi pengacara"
                "Agi! Jangan sebut kata 'pengacara' di rumah ini!" bentak

         Ibu, membuatku tak berani berargumen lagi.
                "Bu, hanya karena alasan sepele itukah Ibu melarang Agi

         jadi pengacara?" tanyaku hati-hati.
                "Apa? Sepele?  Agi, papa  kau terbunuh  saat  dia
          menangani sebuah kasus. Dan kamu bilang itu sepele? Ibu balik

          bertanya.
                "Bu... hal itu nggak akan menimpa semua pengacara. Dan
          Agi yakin, hal itu hanya suatu musibah yang..."
                "Sudahlah Gi! Ibu nggak ingin penjelasan apa pun tentang
          hal itu dan jangan harap Ibu mau mengalah hanya karena kamu
          merayu Ibu. Kamu udah nggak mungkin pindah PSIS Gi" potong
          Ibu, kali ini suaranya jauh terdengar lebih lunak.
                "Agi kan tetep bisa jadi pengacara walaupun programnya
          PSIA, Bu..." kataku penuh harap, Ibu memandangku tajam
          sebelum akhirnya menggeleng.
                "Apa pun program studinya, yang penting nggak jadi

                                                                      47
          Sebim       (Santi \nisa \X1 SM.\N Pcmalang)
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59