Page 50 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 50

Hari ini mbak Devvi kembali ke Bandung untuk kuliah
         setelah lebih dari tiga minggu llbur. Mbak Dewi sudah semester
         akhir, sebentar lagi di depan namanya akan disematkan gelar
         "h." yang akan menjadi Ir. Dewi Ayu Wulansari.
                Aku hanya bisa mengantar mbak Dewi sampai terminal,
         itu pun hanya sebentar karena hari ini aku ada les kimia yang
         jujur saja, tidak menggugah minatku sama sekali. Tapi demi Ibu,
         aku mau mengikuti les kimia, fisika, biologi, dan matematika.
                Tapi yang namanya penyamaran, tetap saja merupakan

         suatu kamuflase. Seberapa pun sukanya aku pada PSIA, toh itu
         hanya semuah kamuflase. Karena jauh di dasar hatiku masih

         terukir sebersit keinginan untuk menjadi seorang pengacara.
         Dengan ataupun tanpa restu dari Ibu, aku tetap ingin menjadi
          pengacara.






                BRUKKK... beberapa  buku  tebal  berlabel "Ilmu
          Pengetahuan Alam" yang baru saja kupinjam dari perpustakaan
          meluncur, menjatuhi  kakiku. Kuulurkan tanganku  untuk
          mengambil buku-buku yang berserakkan di lantai. Aktivitasku
          terhenti ketika kudengar beberapa orang tertawa terkekeh.
                "Makanya, kalo jalan pake mata! Jangan pake rumus! Jadi
          kan nggak nabrak..." kata seorang cewek berambut hitam lurus
          kepadaku, aku bangkit berdiri dan memandang cewek itu tajam.
          Berharap dia akan meralat kata-katanya.
                " Atau... jangan-jangan dia buta" kata cewek gendut yang
          berdiri di samping cewek berambut lurus tadi, perkataannya

                                                                      43
          Sebirn L^-y/uirdi... (Santi Anisa Vi, SMAN Pcmalang)
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55